Terjadi di Surabaya, Bocah SD Ditelantarkan Orang Tuanya

Reporter : barometerjatim.com -
Terjadi di Surabaya, Bocah SD Ditelantarkan Orang Tuanya

BERI BANTUAN: Cahyo Siswo Utomo sambangi Salma, bocah yang ditinggal kedua orang tuanya. | Foto: Barometerjatim.com/IST

SURABAYA, Barometerjatim.com - Anggota Komisi D DPRD Surabaya, Cahyo Siswo Utomo meminta Pemkot Surabaya agar memerhatikan Salma, bocah kelas 2 SD yang ditelantarkan orang tuanya.

"Melihat kondisi Salma, seharusnya masuk dalam kategori MBR (Masyarakat Berpenghasilan Redah), sehingga bisa memperoleh bantuan dari Pemkot, baik itu melalui Dinas Sosial maupun Dinas Pendidikan," ujar Cahyo, Senin (30/8/2021).

"Namun situasi yang terjadi justru sebaliknya, Salma belum mendapat bantuan apapun dari Pemkot, karena status keluarganya belum MBR. Hal ini dikarenakan Salma masih masuk ke dalam KK kedua orang tuanya, sehingga sulit untuk masuk ke dalam MBR," sambungnya.

Salma yang ditelantaran orang tuanya, kini hidup bersama nenek dan tantenya di rumah sederhana di kawasan Dukuh Pakis, Surabaya.

Hidup dalam kondisi memprihatinkan, Salma tetap ingin bersekolah untuk menggapai cita-citanya. Namun bantuan dari Pemkot belum pernah dia terima, karena status keluarga Salma tak masuk MBR.

Mendapat laporan tersebut, Cahyo menyambangi Salma, Minggu (29/8/2021) pagi. Kedatangan Cahyo untuk memastikan kondisi Salma serta memberikan bantuan berupa peralatan sekolah dan juga sembako.

Tante Salma, Puji Astuti menyampaikan kepada Cahyo bahwa Salma sudah lama ditinggal orang tuanya sehingga harus tinggal bersama dirinya dan juga neneknya. Sementara penghasilan keluarganya juga pas-pasan.

Agar mendapat perhatian dari Pemkot, Cahyo meminta pengurus RT/RW setempat untuk membantu proses pindah KK Salma, dari KK kedua orang tuanya ke KK tantenya sehingga bisa diubah statusnya ke MBR.

Dia juga Cahyo berharap penyelesaian berkala dan intensif perlu dilakukan dan atensi lebih dari Pemkot, sehingga kasus serupa tidak menimpa anak-anak Surabaya lainnya.

"Saya berharap jajaran Pemkot Surabaya bisa memperhatikan hal ini, mulai dari tingkat RT/RW kemudian kelurahan dan juga kecamatan." katanya.

"Selain itu perlu adanya akurasi dan update data MBR, mulai dari tingkat RT/RW, kelurahan, kecamatan hingga kota, agar kasus serupa tidak menimpa anak-anak Surabaya lainnya," tutup Cahyo.

» Baca Berita Terkait DPRD Surabaya

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.