Akhir 2017, Pertumbuhan Ekonomi Jatim Ditarget 5,56

KESEPAKATAN BERSAMA: Gubernur Soekarwo saat Rapat Paripurna DPRD Jatim dengan agenda sidang penyampaian nota keuangan gubernur terhadap Raperda tentang perubahan APBD Jatim TA 2017. | Foto: Ist
SURABAYA, Barometerjatim.com Gubernur Jatim, Soekarwo menargetkan di akhir 2017 pertumbuhan ekonomi Jatim mampu mencapai 5,56 persen dan indeks gini 0,390-0,400. Dia juga berharap kelompok 40 persen bawah mampu mencapai 18,00-18,20 persen.
Untuk penduduk miskin Jatim diharapkan bisa turun mencapai 11,80-11,50 persen dengan berbagai program penanganan kemiskinan. Sedangkan tingkat pengangguran terbuka diharapkan bisa mencapai 4,17-4,08 persen.
Hal tersebut disampaikan Soekarwo saat Rapat Paripurna DPRD Jatim, Jumat (11/8), dengan agenda sidang penyampaian nota keuangan gubernur terhadap Raperda tentang perubahan APBD Jatim TA 2017.
Baca: September, Tol Mojokerto-Kertosono 40,5 Km Beroperasi
Gubernur menuturkan, versi Bank Dunia, selama periode Maret 2016 hingga Maret 2017 terjadi perbaikan pemerataan pengeluaran di Jatim.
"Kondisi per Maret 2017, penduduk dengan tingkat pendapatan 40 persen terbawah menikmati hasil kegiatan ekonomi sebesar 17,12 persen," katanya.
Persentase pengeluaran kelompok 40 persen terbawah ini naik dibandingkan dengan kondisi September 2016 sebesar 17,11 persen dan juga lebih tinggi dibandingkan Maret 2016 yang mencapai 17,02 persen.
Pemerataan pendapatan ini, jelasnya, juga terkait erat dengan penurunan tingkat kemiskinan dan tingkat pengangguran terbuka di Jatim.
Baca: Kadisdik Jatim Dikritik, Komisi E: Harusnya Tunjuk Plh
Misalnya, selama periode September 2016 sampai dengan Maret 2017, persentase penduduk miskin Jatim mengalami penurunan sebesar 0,08 persen, yaitu 11,85 persen pada September 2016 menjadi 11,77 persen pada Maret 2017.
Bila dibandingkan jumlah kemiskinan pada 2016 sampai Maret 2017, Jatim mampu menurunkan jumlah kemiskinan sebesar 4,91 persen.
Penurunan selama satu semester tersebut ditunjukkan dengan turunnya jumlah penduduk miskin sebesar 21,52 ribu jiwa, dari 4.638 ribu jiwa pada September 2016 menjadi 4.617 ribu jiwa pada Maret 2017.
Sedangkan tingkat pengangguran terbuka di Jatim pada Februari 2017 mencapai 4,10 persen atau turun sebesar 0,11 persen dibandingkan keadaan pada Agustus 2016 yang mencapai 4,21 persen.
Didukung Ketenagakerjaan
Penurunan pengangguran, menurut Pakde Karwo, didukung dengan ketenagakerjaan di Jatim pada Februari 2017 yang lebih baik dibandingkan pada Agustus 2016 dan Februari 2016, yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan jumlah angkatan kerja.
Pada Februari 2017, jumlah angkatan kerja di Jatim bertambah sebanyak 138 ribu orang dibandingkan keadaan pada Agustus 2016, serta bertambah 280 ribu orang jika dibandingkan Februari 2016.
"Peningkatan jumlah angkatan kerja tersebut otomatis berpengaruh terhadap tingkat partisipasi angkatan kerja yang meningkat dari 66,14 persen pada Agustus 2016 menjadi 68,94 persen pada Februari 2017 atau naik sebesar 2,79 persen," jelasnya.