Kisah Nyono dan MKP Kunjungi Khofifah dan Makna 5 Tusuk Sate
JAKARTA, Barometer Jatim - Kompleks perumahan menteri di Jl Widya Chandra, Jakarta Selatan, Senin (5/6/2017) malam, mulai terlihat sepi. Maklum, waktu sudah menunjuk pukul 23.30 WIB. Mendadak keheningan terpecahkan lewat suara mobil yang berjalan pelan di gang IV. Tepat di depan pagar rumah nomor 18 mobil itu berhenti.
Sejurus kemudian, dua laki-laki keluar dari mobil. Keduanya yakni Bupati Jombang yang juga Ketua DPD I Partai Golkar Jatim, Nyono Suharli dan Bupati Mojokerto, Mustofa Kamal Pasa (MKP). Keduanya bertandang ke rumah dinas Khofifah usai menghadiri buka bersama (bukber) di kediaman Ketua DPP Partai Golkar yang juga Ketua DPR RI, Setya Novanto (Setnov).
Kehadiran Nyono dan MKP disambut hangat dan ramah oleh Khofifah yang didampingi dua Staf Khusus Mensos, Prof Mas'ud Said dan Dwi Aryadi Kusuma. Mereka terlibat perbincangan akrab selama hampir dua jam, sesekali saling melontarkan joke-joke segar khas Jawa Timuran.
Ada yang menarik dari silaturahim tersebut. Khofifah tak menyambut kedua tamunya dengan hidangan istimewa layaknya menjamu pejabat, melainkan dengan sate ayam dan lontong. Sate yang disuguhkan pun tidak penuh (10 tusuk/satu porsi) melainkan lima tusuk. Entah apa maknanya.
Sudah jamak, dalam politik -- terlebih kunjungan Nyono-MKP dilakukan dalam suasana Parpol sedang gencar-gencarnya mencari bakal calon gubernur untuk diusung di Pilgub Jatim 2018 -- terkadang suguhan bisa berarti simbol.
Bisa jadi, lima tusuk maknanya jumlah Parpol yang akan mengusung Khofifah di Pilgub Jatim berjumlah lima. Bisa jadi! Apalagi beredar spekulasi kalau lima Parpol, Gerindra (13 kursi), Golkar (11), PPP (5), Nasdem (4) dan Hanura (2) sudah merapatkan barisan untuk mengusung Khofifah.
Namun Nyono tak mau berspekulasi dan berfilosofi terkait lima tusuk sate yang disuguhkan Khofifah. Dia hanya mengatakan kehadirannya bersama MKP sebatas silaturahim, meski hal itu dilakukan di malam yang hampir larut dan usai bertemu Setnov.
"Itu tadi hanya silaturahim saja," katanya usai pertemuan. Pun terkait kedatangannya bersama MKP yang disebutnya tidak direncanakan. "Kebetulan saja bareng, tadi kami kan juga diundang Pak Ketua DPR (Setnov) untuk buka puasa bersama," tandasnya.
Hanya saja, Nyono tak memungkiri kalau Partai Golkar berharap bisa mengusung Khofifah, termasuk ketika ditanya soal statement Ketua DPP Partai Golkar, Zainuddin Amali yang menyebut Setnov punya komitmen dengan almarhum KH Hasyim Muzadi (mantan Wantimpres) untuk mencalonkan Khofifah.
"Mudah-mudahan apa yang disampaikan Pak Zainuddin itu bukan atas nama pribadi, tapi juga atas nama DPP Partai Golkar," tukas Nyono.
Sebab, katanya, keputusan mengusung bakal Cagub Jatim menjadi kewenangan DPP. "Kita masih menunggu petunjuk dari DPP yang masih melakukan survei dan sebagainya dengan batasan (penjaringan bakal calon) sampai Agustus," katanya.
Golkar, tambah Nyono, juga tidak terburu-buru dalam mengusung bakal calon, "Tidak terburu-buru karena yang didukung Golkar calon yang menang." Tidak takut ketinggalan Parpol lain yang justru terlihat terburu-buru? "Hehehe.. Golkar mengusung calon yang menang," tandasnya.{*}