Jatim Ekspor Domba, Malaysia Malah yang Jemput ke Juanda
JEMPUT DOMBA PESANAN: Malaysia kirim pesawat Air Bus 330-200F Maskargo untuk menjemput domba pesanannya melalui Bandara Juanda Surabaya di Sidoarjo, Rabu (1/8). | Foto: Barometerjatim.com/NANTHA LINTANG
SURABAYA, Barometerjatim.com Masih ingat kabar gembira soal ekspor domba dari Jatim ke Malaysia? Rupanya Indonesia belum siap mengirim ternak-ternaknya ke luar negeri, karena masih terganjal transportasi pendukung.
Buktinya, pengiriman 1.500 dari 60 ribu ekor domba pesanan Malaysia selama satu tahun, nyaris batal berangkat. Sesuai jadwal, pengiriman dilakukan Juli kemarin, namun tak satu pun moda transportasi baik laut maupun udara yang siap.
Masih proses (menyiapkan transportasi). Ada kemarin perintahnya eselon dua dari Pak Menteri (Adi Amran Sulaiman) proses mencarikan, dalih Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya, M Musyafak Fauzi, Kamis (2/8).
Baca: Dilaunching Mentan, Jatim Kirim 60 Ribu Ekor Domba ke Malaysia
Masih mencarikan? Padahal, MoU (kerjasama) ekspor-impor 60 ribu ekor domba antara PT Inkopmar Cahaya Buana (ICB) yang mewakili Indonesia dengan Ternakan Kamran Trading SDN BHD asal Malaysia sudah diteken.
Bahkan, pada 28 Juni lalu di Kandang Karantina Tandes, Surabaya, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman sendiri yang ma-launching pengiriman perdana lima ribu dari 60 ribu ekor domba pesanan Negeri Jiran itu via kapal laut.
Saat itu, dalam pidatonya, Mentan menolak dukungan Malaysia soal logistik di bidang transportasi. Justru, Amran dengan tegas mengatakan, dia tidak suka melihat pengusaha Indonesia, khususnya anak muda yang cengeng. Sedikit kesulitan, minta bantuan sana-sini alias tidak mandiri.
Baca: Perbaiki Sektor Pertanian Jatim, Kadin Gandeng Belanda
Melalui Kementerian Pehubungan (Kemenhub), Amran menjanjikan pemerintah akan menyiapkan Kapal Cemara III yang merupakan cattle ship untuk kerbau atau sapi. Tapi sudah dikonversi untuk mengangkut kambing atau domba.
Statement Mentan bertolak belakang dengan realitas yang ada. Faktanya, saat pengiriman 1.500 domba di bulan kedua setelah MoU, tak satupun transportasi yang siap digunakan. Termasuk kapal yang dipakai pada pengiriman perdana.
Mungkin setelah Idul Adha, mungkin sudah kita mulai dari laut (kapal), dalih Musyafak lagi.
Baca: 70,7 Ton Bawang Bombai Ilegal dari India Dimusnahkan
Beruntung pihak Malaysia mau mengirimkan pesawat Air Bus 330-200F Maskargo untuk mengangkut domba-domba pesanannya, melalui Bandara International Juanda Surabaya di Sidoarjo, Rabu (1/8) sore.
Yang jelas untuk sementara ini pihak Malaysia yang menyediakan transportasi. Ya masalah kesiapan dan waktu saja, tandas Musyafak.
Selter Khusus Hewan
TERKENDALA TRANSPORTASI: Musyafak Fauzi (kiri) dan Rio Lukman, pengiriman domba ke Malaysia masih terkendala transportasi. | Foto: Barometerjatim.com/NANTHA LINTANG TERKENDALA TRANSPORTASI: Musyafak Fauzi (kiri) dan Rio Lukman, pengiriman domba ke Malaysia masih terkendala transportasi. | Foto: Barometerjatim.com/NANTHA LINTANG
Sementara CEO PT ICB, Rio Lukman mengungkap, selain kendala transportasi, tidak adanya selter khusus juga menjadi masalah dalam proses pengiriman hewan ternak. Di Indonesia belum ada selter khusus hewan, sehingga kami sempat merasa kesulitan, ucap Rio.
Namun Rio bersyukur, saat hendak mengirim ribuan domba ke Malaysia via penerbangan carter yang kali pertama ini, pihak bandara mengizinkan packing di area parkir cargo.
Sementara terkait pengiriman melalui jalur udara, Rio menyebut jauh lebih menguntungkan dibanding dengan kapal. Pertama, proses pengirimannya bisa lebih cepat, kemudian angka kematian lebih kecil, dan traumatik hewan juga lebih rendah, tandasnya.
Baca: Atasi Over Produksi Jagung, Lamongan Gaet Pembeli Kakap
Perlu diketahui, kerjasama ekspor-impor 60 ribu ekor domba selama satu tahun di 2018, antara PT ICB dengan perusahaan asal Malaysia pimpinan Dato Raghu Raman TP Loganathan ini kali pertama dilakukan.
Nilai total domba yang diekspor mencapai Rp 108 miliar, dengan skema transfer Rp 9 miliar perbulan atau pengiriman 5 ribu ekor per shipment. Sehingga, selama 12 bulan, target pengiriman 60 ribu domba bisa terpenuhi.