Gaduh Pemakzulan Ketum PBNU, Ada Apa dengan Gus Yahya dan Gus Ipul?

Reporter : -
Gaduh Pemakzulan Ketum PBNU, Ada Apa dengan Gus Yahya dan Gus Ipul?
RETAK LAMA?: Gus Yahya (kiri) dan Gus Ipul, sudah lama sekali tidak tak saling kontak. | Foto: Barometerjatim.com/DOK

SURABAYA | Barometer Jatim – Di tengah isu bakal dimakzulkan, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya mengumpulkan ketua PWNU se-Indonesia di Hotel Navator Samator Surabaya, Sabtu malam hingga Minggu dini hari (22-23/11/2025).

Namun sejak Gus Yahya datang hingga pertemuan tertutup usai tidak terlihat Sekjen PBNU, Saifullah Yusuf alias Gus Ipul. Ada apa dengan hubungan keduanya? Sudah lama retak parah?

“Ya.. sebetulnya baik-baik saja mungkin ya, perasaan saya sih. Tapi dia mungkin terlalu sibuk ndak pernah menghubungi saya, saya ndak tahu,” kata Gus Yahya. Kapan terakhir menghubungi Gus Ipul? "Wah, udah lama sekali!” ungkapnya.  

Ditanya adakah peran tokoh tertentu di balik upaya pemakzulan dirinya, Gus Yahya tidak mau berprasangka.

“Saya tidak mau berprasangka ya. Sebelum ini, itu rumor udah ndak karu-karuan. Saya sudah dengar rumor. Macam-macam tuduhan kepada saya, begini begitu, saya makan duit Rp 900 miliar, saya.. macam-macam itu sudah keluar,” bebernya.

Namun Gus Yahya menegaskan tidak mau bertindak atas dasar rumor atau prasangka. “Kalau jelas baru saya mau ambil sikap, kalau ndak jelas mohon maaf saya ndak berani apalagi menyangkut NU,” ujarnya.

Tak Tebersit Mundur 

Gus Yahya, hari-hari ini menjadi sorotan setelah beredar risalah rapat harian syuriyah PBNU yang dipimpin dan ditandatangani Rais Aam KH Miftachul Akhyar pada 20 November 2025.

Pada poin 5 risalah, musyawarah antara Rais Aam dan dua Wakil Rais Aam memutuskan dua hal. Pertama, Gus Yahya harus mengundurkan diri dari jabatan Ketum PBNU dalam waktu tiga hari terhitung sejak diterimanya keputusan rapat harian syuriyah PBNU.

Kedua, jika dalam waktu tiga hari tidak mengundurkan diri, rapat harian syuriyah PBNU memutuskan memberhentikan Gus Yahya sebagai Ketum PBNU.

Namun Gus Yahya tegas menolak mundur. Baginya, rapat harian Syuriyah PBNU tidak mempunyai wewenang untuk memaksa atau memberhentikan Ketum PBNU.

“Saya sama sekali tidak tebersit pikiran untuk mundur, karena saya mendapatkan amanat dari muktamar untuk lima tahun,” katanya.

“Pada Muktamar ke-34 NU yang lalu, saya mendapatkan mandat lima tahun dan akan saya jalani selama lima  tahun, insyaallah saya sanggup. Maka saya sama sekali tidak tebersit pikiran untuk mundur,” tegasnya.

Terkait yang disebut sebagai risalah rapat harian syuriyah PBNU dan beredar di media sosial, menurut Gus Yahya tidak memenuhi standar dokumen resmi organisasi.

“Karena kalau dokumen resmi itu tanda tangannya digital, sehingga benar-benar bisa dipertanggungjawabkan kapan tanda tangannya, oleh siapa, dan seterusnya,” ujarnya.

“Kalau tanda tangan manual itu bisa saja, sekarang kan zamannya begini, gampang sekali. Maka kita lihat nanti,” imbuh Gus Yahya.{*}

| Baca berita PBNU. Baca tulisan terukur Andriansyah | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.