Rawat Warisan Ulama, Ikamantab Gagas Sekolah Pemikiran KH Wahab Chasbullah

Reporter : -
Rawat Warisan Ulama, Ikamantab Gagas Sekolah Pemikiran KH Wahab Chasbullah
IKAMANTAB: Silatnas ditutup dengan pemotongan tumpeng ulang tahun ke-9 Ikamantab. | Foto: IST

JOMBANG | Barometer Jatim – Ikatan Alumni MAN 3 Tambakberas (Ikamantab) merekomendasikan Sekolah Pemikiran KH Wahab Chasbullah untuk memperkuat literasi perjuangan ulama besar pendiri Nahdlatul Ulama (NU) tersebut.

Rekomendasi tersebut lahir dari Silaturahim Nasional (Silatnas) Ikamantab, sekaligus momen peringatan ulang tahun ke-9 Ikamantab dan dua abad Pondok Pesantren (Ponpes) Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, Sabtu (27/9/2025).

Hadir dalam kesempatan tersebut jajaran pengasuh Ponpes Bahrul Ulum, tokoh alumni, serta sejumlah narasumber dari berbagai latar belakang.

Ketua Panitia, Moh Syifa mengatakan kegiatan ini digelar untuk meneguhkan kembali spirit perjuangan Kiai Wahab di kalangan alumni.

“Acara ini selain memperingati ulang tahun ke-9 Ikamantab juga untuk memberikan semangat kepada alumni, agar meneladani perjuangan KH Wahab Chasbullah dalam berdakwah dan membangun bangsa,” ujarnya.

Ketua Ikamantab, Prof Nur Ali menambahkan, literasi tentang perjuangan Kiai Wahab perlu terus dikembangkan.

“Ke depan, Ika Mantab akan menindaklanjuti dengan membuka program Sekolah Pemikiran KH Wahab Chasbullah. Program ini akan membekali alumni pemahaman perjuangan beliau di berbagai bidang,” jelasnya.

Jejak Penting Sejarah

Rangkaian acara juga diisi bedah buku KH Wahab Chasbullah yang menghadirkan penulisnya, KH Abd Mun’im DZ dengan sejumlah narasumber di antaranya Nyai Hj Chisbiyah Wahab (putri Kiai Wahab), Anggota FPKB DPR RI Komisi IX Zainul Munasichin, Ketua Umum PB PMII M Shofiyullah Cokro Hadi Kusumo, dan Prof Nur Ali.

Bagi alumni, Silatnas tidak hanya menjadi ajang temu kangen, melainkan juga ruang untuk merawat ingatan kolektif atas perjuangan seorang ulama yang meletakkan dasar berdirinya NU serta menorehkan jejak penting dalam sejarah bangsa.

Mujib Hasyim, alumnus angkatan 1983 asal Sidoarjo, menilai Kiai Wahab tidak hanya memberi teladan, tetapi juga menghadirkan keberkahan bagi santrinya hingga kini.

“Salah satu buktinya, banyak santri dan alumni Bahrul Ulum yang menjadi tokoh penting di negeri ini. Mulai dari bidang politik, pendidikan, hukum, birokrasi, hingga jabatan menteri,” paparnya.

Prof Najib, alumnus angkatan 1985 dari Bandung menambahkan, sudah waktunya Yayasan Bahrul Ulum memiliki museum KH Wahab Chasbullah.

“Keberadaannya sangat dibutuhkan sebagai tempat riset dan belajar sejarah kebangsaan,” ujarnya.

A Bajuri, alumnus angkatan 1987 juga menyatakan dukungannya terhadap program Sekolah Pemikiran KH Wahab Chasbullah.

“Ide ini sangat penting untuk pemupukan kembali visi luhur para alumni dan santri Mbah Wahab,” katanya.

Menurutnya, melalui pelatihan ini para alumni akan belajar tentang nilai keagamaan, nasionalisme, dan kecintaan pada tanah air.

“Mbah Wahab banyak memberikan contoh, bahwa nasionalisme dan sikap religius dapat berjalan seiring,” tegasnya.

Silatnas Ikamantab ditutup dengan pemotongan tumpeng ulang tahun ke-9. Potongan tumpeng diserahkan Ketua Ikamantab kepada Ketua Yayasan Bahrul Ulum, Gus Wafi sebagai wujud dukungan alumni terhadap kemajuan Bahrul Ulum.{*}

| Baca berita Mbah Wahab. Baca tulisan terukur Hamim Anwar | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.