Kidung Duka Airlangga, Cara BEM Unair Protes Kebijakan Pemerintah Tak Prorakyat!
SURABAYA | Barometer Jatim – Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Airlangga (BEM Unair) bersama Aliansi BEM Fakultas se-Unair menggelar aksi simbolik bertajuk Kidung Duka Airlangga di Halaman Rektorat Unair, Sabtu (6/9/2025) malam.
Aksi simbolik ini dilatarbelakangi kekecewaan sivitas akademika Unair terhadap seluruh kebijakan pemerintah yang tidak prorakyat sehingga mengakibatkan pecahnya aksi demonstrasi yang menelan korban jiwa.
Menteri Koordinator Bidang Pergerakan BEM Unair, M Rizqi Senja Virawan yang juga penanggung jawab kegiatan menjelaskan, sivitas akademika Unair akan terus membersamai rakyat, baik dalam gerakan demonstrasi ataupun gerakan-gerakan lainnya.
“Tentu kami sivitas akademika Unair sebagai bagian dari rakyat, akan tetap membersamai gerakan-gerakan rakyat,” katanya.
Aksi simbolik ini diadakan, lanjut Rizqi, sebagai bentuk kekecewaan terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak pro terhadap rakyat kecil.
“Banyak di antara rakyat yang dimiskinkan secara struktural dan secara sistem,” jelasnya.
Menteri Politik dan Kajian Strategis BEM Unair, Satria Abdi Hasani menambahkan, aksi simbolik ini bagian rentetan gelombang aksi demonstrasi beberapa minggu ini yang dilakukan sivitas akademika Unair.
Dia berharap kekecewaan rakyat akan didengar pemerintah, setelah seluruh metode penyampaian aspirasi ini dilakukan.
“Aksi simbolik ini juga merupakan rentetan perjuangan sivitas akademika Unair dalam beberapa aksi demonstrasi,” ucap Satria.
“Semoga kekecewaan rakyat akan didengar oleh pemerintah, setelah seluruh metode penyampaian aspirasi ini dilakukan,” harapnya.
Perwakilan refleksi dari unsur mahasiswa yang sekaligus Wakil Ketua BEM Unair, Melvin Hermawan dalam penyampaian refleksinya mengangkat jatuhnya banyak korban oleh represifitas aparat, salah satunya almarhum Affan Kurniawan.
Dia menegaskan dalam aksi simbolik ini mengundang seluruh sivitas akademika Unair, kecuali aparat. Selain itu, dibacakan pula surat terbuka untuk negara yang tertuju khusus kepada Presiden Prabowo Subianto dan DPR.
Surat terbuka tersebut berisi 8 tuntutan sivitas akademika Unair untuk situasi bangsa hari ini. Salah satu poin tuntutan, yakni tuntutan permintaan maaf Prabowo kepada rakyat.
“Kami menuntut Presiden Prabowo Subianto untuk menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada rakyat, atas seluruh kekacauan dan ketidakmampuannya menyelesaikan masalah,” kata Ketua BEM Unair, Anggun Zifa Anindia.{*}
| Baca berita Unair. Baca tulisan terukur Rofiq Kurdi | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur