Gus Hans Respons Pernyataan Emil Dardak: Wagub Benar! Peran Guru Tak Bisa Digantikan Google

| -
Gus Hans Respons Pernyataan Emil Dardak: Wagub Benar! Peran Guru Tak Bisa Digantikan Google
RESPONS POSITIF: Gus Hans, respons positif Emil Dardak soal peran guru tak tergantikan Google. | Foto: Barometerjatim.com/ROY HS

SURABAYA, Barometerjatim.com - Pernyataan Wakil Gubernur (Wagub) Jatim, Emil Elestianto Dardak soal informasi di Google lebih lengkap tapi fungsi guru sebagai fasilitator pembelajaran tidak bisa digantikan search engine, direspons positif kalangan pendidik.

Salah satunya ditunjukkan Wakil Rektor Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu) Jombang, KH Zahrul Azhar Asumta alias Gus Hans. Pernyataan Pak Wagub sudah benar, tentang bagaimana peran guru yang tak tergantikan oleh Google, katanya, Senin (21/11/2022).

Peran tersebut, jelas Gus Hans, di antaranya kemampuan guru sebagai fasilitator kepada anak didiknya untuk memiliki greget dan semangat dalam mencapai apa yang diinginkan.

Sebab, guru secara real time tahu tentang kendala dan solusi apa yang dimiliki siswa tersebut dan ini tidak dimiliki oleh Google, kata Gus Hans. Wagub juga sudah menjalaskan tentang, betapa pentingnya peran dari guru sebagai uswah yang day by day dilihat oleh muridnya untuk dijadikan contoh di dalam kehidupan sehari-hari, tandasnya.

Karena itu, kehadiran guru diharapan bukan hanya sekadar menambah ilmu pengetahuan saja bagi siswa-siswinya, tapi juga mengajarkan adab dan tingkah laku. Karena adab itu di atas ilmu, tegas Gus Hans yang juga Ketua Gerakan Nasional Anti Narkoba Majelis Ulama Indonesia (GNAN MUI) Jatim.

Sebelumnya, saat menghadiri Pelatihan Wardah Inspiring Teacher 2022 di Hotel Santika Premier, Surabaya, Sabtu (19/11/2022), Emil meminta guru upgrading skill, karena sepintar-pintarnya guru enggak ada yang bisa mengalahkan Google. "Tapi peran guru sebagai fasilitator tidak bisa digantikan Google," tegasnya.

Selain itu, Emil mengharapkan pembelajaran tata krama dapat ditingkatkan di setiap jenjang sekolah. Bukan karena hal tersebut mencerminkan karakter seseorang, tapi hal memang diperlukan bagi masa depan bangsa yang beradab.

"Inilah kenapa banyak orang yang memilih memasukkan anaknya di pesantren. Karena di sana ada hal-hal klasik yang dipertahankan seperti tata krama. Di sekolah biasa, tidak ada pelajaran yang secara langsung mengajarkan ini. Tapi saya harap, manner harus mulai kita bangun lagi sedini mungkin," ucapnya.{*}

» Baca berita terkait Pendidikan. Baca juga tulisan terukur lainnya Rofiq Kurdi.

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.