DPRD Surabaya Minta Operasi Yustisi Tak Hanya Sasar Wong Cilik, Tapi juga Warga Asing

-
DPRD Surabaya Minta Operasi Yustisi Tak Hanya Sasar Wong Cilik, Tapi juga Warga Asing
SASAR SEMUA: Imam Syafii, minta Pemkot Surabaya tak hanya sasar wong cilik dalam operasi yustisi. | Foto: Barometerjatim.com/IST SURABAYA, Barometerjatim.com Anggota Komisi A DPRD Kota Surabaya, Imam Syafii minta operasi yustisi pasca Lebaran yang dilakukan Pemkot tak hanya menyasar wong cilik, tapi juga harus digelar di apartemen yang jumlahnya semakin banyak di Surabaya. Tidak sedikit mereka juga datang dari luar daerah untuk bekerja di Surabaya. Termasuk juga harus digelar secara rutin operasi yustisi bagi warga negara asing, ujarnya, Rabu (11/5/2022). Dia menegaskan, Pemkot Surabaya harus juga melakukan yustisi ke warga asing dan cek dokumen sudah sesuai atau tidak visa mereka, masih berlaku ataukah sudah expired izin tinggalnya. Saya mendengar keluhan dari pejabat Pemkot Surabaya, betapa data warga negara asing yang dimiliki Pemkot tidak sama dengan data di imigrasi dan kepolisian, kata Imam. Makanya, perlu ada operasi yustisi khusus warga negara asing yang juga diadakan rutin dan melibatkan semua pihak terkait termasuk DPRD, tegas legislator asal Partai Nasdem tersebut. Menurut Imam, operasi yustisi tetap perlu diadakan secara rutin setiap tahun terutama setelah Idul Fitri, sebab momentum ini biasanya dimanfaatkan pendatang dari luar kota yang masuk dan tinggal menetap di Surabaya. Tapi dia kembali mengingatkan, yang dikejar-kejar jangan cuma wong cilik bangsa sendiri. Tapi harus adil, warga asing juga harus dioperasi yustisi, karena dampak negatifnya jauh lebih besar di antaranya masalah stabilitas ekonomi  politik dan ketahanan negara. Imam menambahkian, selama ini operasi yustisi masih berjalan efektif karena dapat menekan lonjakan penduduk. Mengurangi arus urbanisasi warga dari kota dan kabupaten yang masuk ke Surabaya. Terutama pencari kerja yang tidak memiliki ketrampilan dan skill. Bayangkan, mereka akan bersaing dengan pencari kerja lainnya baik yang sama-sama tidak punya ketrampilan, maupun yang lebih berkualitas dibanding mereka, terangnya. Belum lagi, lanjut Imam, mereka harus bersaing dengan warga Surabaya yang jumlah penganggurannya masih tinggi. Pada saat bersamaan, ketersediaan lapangan pekerjaan juga terbatas.  Jumlah pendatang yang terus bertambah ini akan menjadi beban sosial bagi Pemkot Surabaya. Ujung ujungnya bisa ditebak, pengangguran makin meningkat. gelandangan dan pengemis makin banyak. Ini bisa dilihat penghuni di Liponsos terus bertambah, bahkan beberapa tahun belakangan sudah over kapasitas, katanya. Selain itu permukiman kumuh juga makin meluas. Angka kriminalitas juga akan meningkat seiring bertambahnya jumlah warga miskin, tuturnya. » Baca berita terkait DPRD Surabaya. Baca juga tulisan terukur lainnya Moch Andriansyah.
Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.