Megawati Raih Profesor Kehormatan di Uzbekistan, Adi Sutarwijono: PDIP Surabaya Bangga!
SURABAYA | Barometer Jatim – Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri kembali mendapat pengakuan global atas kiprahnya untuk Indonesia dan dunia. Kali ini Megawati menerima penganugerahan gelar Profesor Kehormatan dari Silk Road International University of Tourism and Cultural Heritage (IUTCH) di Samarkand, Uzbekistan, Sabtu (21/9/2024).
Megawati dianugerahi gelar Profesor Kehormatan di Bidang Pariwisata Budaya Berkelanjutan (Sustainable Cultural Tourism), diserahkan langsung oleh Rektor Silk Road IUTCH sekaligus Menteri Pariwisata dan Warisan Budaya Republik Uzbekistan, Aziz Abduhakimov.
Dalam kesempatan tersebut, Megawati menyampaikan pidato ilmiah bertema “Jalan Kebudayaan dan Titik Temu Peradaban” di hadapan civitas akademika Silk Road IUTCH.
Tercatat ini merupakan gelar profesor kehormatan ketiga yang dianugerahkan kepada Megawati, setelah sebelumnya menerima gelar serupa dari Seoul Institute of The Arts (SIA), Korea Selatan pada 2022, dan dari Universitas Pertahanan (Unhan) pada 2021.
Singgung Jalur Sutra
Ketua DPC PDI Perjungan Kota Surabaya, Adi Sutarwijono, menyampaikan bahwa keluarga besar PDIP Surabaya menyampaikan selamat dan turut berbangga dengan pencapaian Megawati tersebut.
“Selamat kepada Ibu Megawati atas penganugerahan profesor kehormatan. Kami bangga dan terinspirasi dengan kiprah Ibu Megawati yang terus berkontribusi bagi demokrasi, kebudayaan, dan kehidupan sosial-kemasyarakatan di tanah air dan dunia,” ujarnya, Minggu (22/9/2024).
Adi mengatakan, perjalanan Megawati ke Samarkand, Uzbekistan, untuk menerima penganugerahan gelar profesor kehormatan sekaligus berziarah ke makam Imam Bukhari menunjukkan bagaimana dia sangat memahami dan menghargai upaya-upaya mewujudkan peradaban dunia yang lebih baik.
Megawati mencetuskan pemikiran tentang pentingnya jalan kebudayaan di tengah kebuntuan hukum internasional, akibat berbagai konflik geopolitik dunia dewasa ini.
“Ibu Megawati meyakini bahwa jalan kebudayaan sebagai jembatan dialog yang tepat antarbangsa, demi terwujudnya perdamaian dunia dan peradaban dunia yang lebih baik,” jelasnya.
Megawati, lanjut Adi, dalam pidato ilmiahnya juga menyinggung soal Jalur Sutra yang merupakan jejak sejarah peradaban dunia yang sangat berpengaruh dalam membentuk dunia modern di masa kini.
“Ibu Megawati menyebut jalur sutera bukan sekadar mata rantai perdagangan, tetapi juga visi dan daya kepeloporan untuk membangun peradaban dunia,” kata Adi.
Dalam sejarah, Jalur Sutra dikenal sebagai rute perdagangan global pertama yang menjangkau begitu banyak kawasan dunia. Jalur Sutra menjadi bagian peradaban yang mengembangkan perdagangan, seni, keagamaan, budaya, ide, dan teknologi.
“Uzbekistan, negara yang dikunjungi Ibu Megawati sekaligus tempat dimana beliau menerima gelar profesor kehormatan, adalah salah satu pusat utama Jalur Sutra ribuan tahun lalu,” katanya.
Makam Imam Bukhari
Di Uzbekistan, Megawati juga berziarah di makam Imam Bukhari, yang kitabnya dikenal luas di Indonesia dan seluruh dunia serta menjadi rujukan utama soal hadits. Makamnya terletak di Samarkand, sebuah kota yang sangat tua di Asia Tengah, kini masuk wilayah Uzbekistan.
Indonesia mendapat tempat tersendiri di hati masyarakat Samarkand dan Uzbekistan secara umum, karena peran Presiden Soekarno dalam menemukan makam tersebut.
Berdasarkan sejumlah literatur sejarah, saat akan berkunjung ke Uni Soviet saat itu, Bung Karno memberi syarat kepada pemimpin Uni Soviet agar makam Imam Bukhari “ditemukan”, kemudian ditindaklanjuti dengan pencarian hingga ditemukanlah di Samarkand, yang ketika itu masih menjadi bagian dari Uni Soviet.
Setelah dorongan Bung Karno tersebut, makam Imam Bukhari diberi atensi, dari dulunya relatif tidak terawat, lalu diperbaiki secara berkelanjutan. Dan kini menjadi kompleks yang lebih representatif dengan masjid berkapasitas ribuan jamaah, museum, hingga pusat kajian hadits.
“Rentetan sejarah ini menunjukkan bagaimana Bung Karno mampu memainkan peran penting dalam peradaban dunia melalui jalan kebudayaan,” pungkas Adi.{*}
| Baca berita PDIP. Baca tulisan terukur Roy Hasibuan | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur