Tanggapi Hasil Survei Poltracking, Gus Hans: Bagus, Kita Baru Jalan Sudah Puluhan!
SURABAYA | Barometer Jatim – Elektabilitas pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak masih unggul jauh dari dua calon lawannya di Pilgub Jatim 2024, Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta dan Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakim dalam hasil survei Poltracking Indonesia.
Menanggapi hasil survei tersebut, Zahrul Azhar Asumta bersyukur karena hasil kerjanya bersama Risma yang baru terbilang harian sudah di angka puluhan. Bandingkan dengan Khofifah-Emil yang berstatus petahana, bahkan Khofifah sudah berproses sejak 2008 atau selama 15 tahun lantaran 3 kali bertarung di Pilgub Jatim.
“Saya malah justru bersyukur. Bagus, berarti gerakan yang sangat singkat ini sudah ada progresnya, dari yang belasan menjadi puluhan,” kata kiai muda Pengasuh Ponpes Queen Al Azhar Darul Ulum Jombang tersebut, Jumat (20/9/2024).
“Artinya, pekerjaan yang di sana (Khofifah-Emil) tahunan bisa kita hadapi dengan hitungan harian. Kita juga berterima kasih, minimal kita tidak perlu meng-hire konsultan ternyata sudah bergerak ke kita,” sambungnya.
Dalam survei yang dilakukan Poltracking Indonesia pada 4-10 September 2024 di 38 kabupaten/kota se-Jatim, Khofifah-Emil memuncaki keterpilihan di angka 57,3%, disusul Risma-Gus Hans 22,7%, dan Luluk-Lukman di posisi buncit dengan elektabilitas 2,2%.
“Tetapi angka ini (17,8% tidak tahu/tidak menjawab) di sisa 2,5 bulan ke depan, tentu masih memiliki kemungkinan pergeseran undecided ini akan ke mana,” kata Direktur Eksekutif Poltracking, Hanta Yuda saat pemaparan hasil survei secara daring, Kamis (19/9/2024).
Menurutnya, angka ini bisa memberi gambaran awal informasi kepada warga Jatim, bahwa kekuatan Khofifah-Emil cukup kuat bahkan bisa dikatakan tangguh melampaui angka psikologis incumbent.
Namun di saat yang sama, sang penantang, Risma-Gus Hans juga ada potensi untuk tumbuh di angka 22,7%. Sedangkan Luluk-Lukman relatif sangat rendah dan agak sulit mengimbangi.
“Tinggal apa undecided ini akan ke mana? Rumusnya, dalam hukum elektoral, incumbent memang lebih bisa cenderung turun ketimbang naik,” katanya.
Hanya saja, peluang Khofifah lebih bisa menaikkan atau menurunkan tergantung pada tingkat kepuasannya. Begitu pula dengan penantang, apakah bisa mengambil dari potensi yang belum menentukan pilihan, sekaligus merebut potensi yang dimiliki petahana.{*}
| Baca berita Pilgub Jatim. Baca tulisan terukur Roy Hasibuan | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur