Kasihan Umat, Stop Akrobat Politik Atas Nama Kiai Kampung
JANGAN BAWA NAMA KIAI KAMPUNG: Fairouz Huda, prihatin dengan menuver politik sekelompok masyarakat yang mengatasnamakan kiai kampung. | Foto: Barometerjatim.com/ROY HASIBUAN
SURABAYA, Barometerjatim.com Tak hanya kiai pengasuh pondok pesantren (Ponpes), aktivis Nahdlatul Ulama (NU) juga menyayangkan 'akrobat politik' sekelompok masyarakat yang melabeli dirinya 'kiai kampung'.
"Jika ada sebagian kelompok mengatasnamakan dirinya sebagai kiai kampung tapi hobinya mempertontonkan manuver politik murahan, sesungguhnya mereka hanyalah petualang politik dengan mencomot identitas kiai kampung untuk melayani hasrat nafsunya," tutur Fairouz Huda, koordinator Jaringan Muda Nahdlatul Ulama (Jarmunu), Rabu (8/11).
Ketua Umum PKC PMII Jatim 2011-2013 itu menambahkan, kiai kampung adalah pengayom masyarakat di lingkaran paling basis yang memiliki kebesaran hati untuk menengahi problem sosial. "Menjadi muara inspirasi lahirkan kedamaian di tengah-tengah masyarakat atau umat," tandasnya.
Baca: Soal Protes Gus Fahrur, Kiai Mukhlis: Urusi Aja Kubu Gus Ipul
Karena itu, jika benar kiai kampung, maka yang dilakukan adalah menebar kebajikan dengan santun, bukan malah menjadi sumber kebencian yang berdasar pada sebuah kepentingan kekuasaan.
"Kami meminta agar mereka tidak lagi mengatasnamakan kiai kampung, karena perilaku mereka sangat jauh dari sakralitas nilai perjuangan kiai kampung. Bahkan lebih dekat dengan prilaku politik kampungan," katanya.
Selebihnya, Fairouz mengajak masyarakat, khususnya Nahdliyin (warga NU), agar tetap tenang melihat, menghadapi situasi serta 'akrobat politik' jelang Pilgub Jatim 2018.