Canda Anwar Sadad: Tak Mudah Bagi Orang NU yang Gerindra Masuk JQHNU

MALANG, Barometer Jatim – Ketua DPD Partai Gerindra Jatim, Anwar Sadad kembali aktif di kepengurusan Jamiyyatul Qurra wal Huffazh Nahdlatul Ulama Nahdlatul Ulama (JQHNU) Jatim -- salah satu Badan Otonom (Banom) NU.
Politikus keluarga Pondok Pesantren (Ponpes) Sidogiri, Pasuruan yang akrab disapa Gus Sadad itu didapuk menjadi wakil ketua yang ditandai dengan pemakaian jas almamater di sela Harlah ke-72 JQHNU dan Rakerwil PW JQHNU Jatim di Ponpes Asy-Syadzily Pakis Malang, Minggu (15/1/2023).
Pemakaian jas dilakukan langsung oleh Ketua Umum PP JQHNU KH Saifullah Ma'shum dan disaksikan Ketua PW JQHNU KH Achmad Ahid Sufiyaji serta musyawirin dari PC JQHNU se-Jatim.
Sadad bersyukur bisa kembali aktif di JQHNU. Terlebih, katanya secara berseloroh, tidak mudah bisa bersilaturahmi dengan keluarga besar NU karena dirinya tidak berasal dari 'partai hijau'.
- Baca juga:
Gus Sadad: Jika Jelang Pemilu Parpol Baru Sibuk Nyiapin Caleg, Terus Selama Ini Ngapain Aja?
“Sudah beberapa kali saya sebenarnya berniat untuk hadir dalam acara JQHNU. Gus Ahid juga sering telepon, ketemu beberapa kali juga. Tapi saya terus terang masih mengumpulkan keberanian, karena tidak mudah bagi orang NU seperti saya bisa bersilaturahmi dengan keluarga besar NU,” katanya.
“Kenapa tidak mudah? Karena saya orang NU yang bukan PKB (Partai Kebangkitan Bangsa),” candanya yang disambut aplaus dan ger-geran musyawirin. “Kalau orang NU yang PKB kan gampang saja, tapi kalau orang NU yang Gerindra ini enggak mudah,” sambungnya.
Tetapi Gus Ahid, lanjut Sadad yang juga Wakil Ketua DPRD Jatim, sudah memberikan jalan baginya untuk kembali bersama-sama keluarga besar NU melalui JQHNU.
“Saya menyatakan terima kasih, bersyukur akhirnya saya punya tempat untuk kembali. Tidak tersesat lagi, meskipun katanya tersesat di jalan yang benar,” kelakarnya yang lagi-lagi disambut riuh tawa musyawirin.
Dalam forum tersebut, Sadad juga mengaku kalau dirinya seorang guru ngaji Al Qur’an sekitar 1993. “Ketika saya masih di Ponpes Sidogiri, masih di bangku aliyah (Masrasah Aliyah/MA), saya menjadi mu'alim Al Qur'an dan tugasnya ngajar adik-adik di tsanawiyah (Madrasah Tsanawiyah/MTs),” katanya.
- Baca juga:
Koalisi Rawan Bubar sebelum 2024, Anwar Sadad: Tak Ada Niat Sedikit pun Gerindra Tinggalkan PKB!
Para mu'alim ini, imbuh Sadad, setiap Jumat selepas isya dididik secara khusus oleh almarhum Pengasuh Pesantren Ilmu Al Qur’an (PIQ) Singosari Malang, KH Bashori Alwi.
“Jadi jelek-jelek begini, saya mu'alim Al Qur'an. Karena itu enggak salah kalau Gus Ahid menunjuk saya menjadi wakil ketua, he.. he..” canda Sadad yang membuat forum makin gayeng.
Selebihnya, bagi Sadad, kembali ke JQHNU rasanya seperti dejavu. Mengalami masa dimana pernah mengalami masa itu, yakni ketika masih di pesantren, katika masih bergaul dengan Al Qur’an.
“Karena kita semuanya sebagai guru dan pendidik Al Qur’an, pasti ingatlah bahwa sebaik-baiknya perbuatan adalah orang yang belajar dan mengajarkan Al Qur'an,” kata Sadad.
“Sekarang pun saya mengajar Al Qur'an, tapi untuk anak-anak saya. Anak-anak itu kalau ndak dididik sendiri malah pencilakan (tidak punya sopan santun), apalagi tinggal di kota besar,” imbuhnya.
Sementara itu Gus Ahid menuturkan, sebetulnya Sadad sudah masuk pengurus sebagai salah satu wakil ketua setahun yang lalu hasil Konferwil.
“Cuma waktu itu Mas Sadad (Mas adalah panggil untuk Gus di keluarga Ponpes Sidogiri) masih agak sibuk, terus akhirnya kemarin itu beliau punya waktu untuk bisa hadir di Harlah dan Rakerwil, sekaligus memang kita undang untuk berbicara di diskusi panel lah,” katanya.
Sedangkan terkait pemakaian jas, menurut Gus Ahid, memang JQHNU baru saja ganti jas almamater menjadi putih.
“Kebetulan memang Mas Sadad ini orang JQHNU ya terus disematkan di situ sebagai penghormatan, bahwa beliau ini selain politisi yang mumpuni tetap menjadi orang NU. Saat menyampaikan pidato, alhamadulillah masih tetap santri, dalil-dalinya masih bagus,” ucapnya.{*}
» Baca berita terkait Gerindra Jatim. Baca tulisan terukur Rofiq Kurdi.