Kuliah Nyaris DO, Menpora Raih Gelar Doktor Honoris Causa

Reporter : barometerjatim.com -
Kuliah Nyaris DO, Menpora Raih Gelar Doktor Honoris Causa

GELAR DOKTOR KEHORMATAN: Menpora Imam Nahrawi (kanan) dianugerahi gelar doktor honoris causa dari Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, Kamis (13/9). | Foto: Barometerjatim.com/ENEF MADURY

SURABAYA, Barometerjatim.com Tidak semua orang hebat melalui proses pendidikan formalnya dengan hebat pula. Termasuk yang dialami Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi. Dia butuh tujuh tahun untuk menyelesaikan gelar sarjana (S1) di IAIN Sunan Ampel (sekarang UINSA) Surabaya, bahkan nyaris drop out (DO).

Cerita 26 tahun silam itu, tepatnya saat kuliah di IAIN mulai 1991, dikisahkan kembali oleh Nahrawi saat menerima gelar doktor honoris causa (kehormatan) bidang kepemimpinan berbasis agama dari alamamaternya di Sport Centre UINSA Surabaya, Kamis (14/9).

"Dulu, dari desa saya berangkat ke Surabaya kuliah hanya bercita-cita jadi guru," kata pria kelahiran Bangkalan, Madura tersebut menceritakan sekilas perjalanan hidupnya, sebelum menyampaikan orasi ilmiah bertema Jihad Kebangsaan: Peran Pemuda dalam Konteks Keislaman dan Keindonesiaan.

Baca: Bersama Bonek, Menpora Nikmati Jalan Kaki 3 Kilometer

Cita-cita menjadi guru membuatnya ketika masuk IAIN Sunan Ampel pada 1991 memilih Fakultas Tarbiyah, fakultas yang fokus dalam bidang kependidikan agama Islam. Semasa kuliah, dia bahkan tak lelah menggembleng dirinya di organisasi baik intra maupun ekstra kampus.

Konsekuensinya, masa kuliah normal empat tahun ditempuh sampai tujuh tahun atau 14 semester. "14 semester itu maksimal, jika lebih dari itu maka drop out," kenangnya.

"Terima kasih kepada semua guru, dosen-dosen saya, yang sabar membimbing saya selama tujuh tahun hingga mendapatkan gelar sarjana (S1). Adik-adik jangan meniru saya, empat tahun harus selesai kuliah," pintanya.

Nahrawi mengakui apa yang dijalani selepas kuliah di luar ekspektasinya. "Saya kemudian berada di dunia politik, menjadi guru dalam dunia riil dan lebih luas dan sekarang ditakdirkan menjadi Menpora. Semua di luar ekspektasi saya," tuturnya.

Baca: Euforia Bulutangkis Indonesia dari Pos Ronda

Sementara dalam orasi ilmiahnya, Nahrawi menyampaikan tentang betapa penting peran pemuda dalam membangun negara dan bangsa.

Baginya, menyiapkan pemuda dalam menghadapi tantangan terbesar negara, di antaranya terorisme, narkoba maupun radikalisme wajib dilakukan. "Pemuda adalah aset bangsa," tandas mantan ketua PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) Jatim tersebut.

Karena itu, tambahnya, "Diperlukan upaya khusus untuk membentengi segala ancaman tersebut. Upaya khusus itu yang disebut jihad, jihad untuk kebangsaan pemuda."

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.