DPRD Surabaya Desak Pemkot Relokasi Pedagang Pasar Krempyeng Kutisari: Kembalikan Fungsi Jalan

TURUN LANGSUNG: Mahfudz (kiri) saat mengecek langsung pasar krempyeng di Kutisari. | Foto: Barometerjatim.com/IST
SURABAYA, Barometerjatim.com Anggota DPRD Kota Surabaya, Mahfudz mengecek langsung ke lapangan guna mencari penyebab belum beroperasinya pasar rakyat yang dibangun Pemkot di kawasan Kutisari Indah Utara, Senin (8/8/2022).
Hasilnya? Berdasarkan temuan kami, sudah jelas penyebabnya adalah adanya pasar krempyeng yang ada di dalam perkampungan, kata Sekretaris Komisi B DPRD Surabaya yang membidangi perekonomian itu.
Karena itu, Mahfudz mendesak Pemkot segera menertibkan dan merelokasi pedagang di pasar krempyeng yang berada di wilayah RW 3 untuk pindah ke pasar milik Pemkot.
Ini jalan satu-satunya, Pemkot harus menertibkan dan merelokasi pasar krempyeng tersebut ke pasar milik Pemkot dan mengembalikan fungsi jalan yang hilang akibat adanya aktivitas pasar krempyeng, ujarnya.
Selain menyebabkan hilangnya fungsi jalan, tambah legislator asal Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) itu, keberadaan pasar krempyeng tersebut sangat mengganggu rumah-rumah yang ada di sepanjang jalan.Ini kan sangat disayangkan, bisa dilihat banyak bedak-bedak yang bersifat semipermanen dan menutup saluran. Kasihan kan yang tinggal di sepanjang jalan tersebut, ucapnya.
Lagi pula, pasar yang dimiliki Pemkot tidak dikenakan biaya sehingga sebetulnya sangat membantu warga. Harusnya ini lebih menguntungkan, ditambah dengan keberadaaan pasar yang representatif dan lebih bersih, kata Mahfudz.
Sehingga uang APBD itu tidak sia-sia. Artinya pembangunan pasar di Kutisari ini kan bentuk perhatian Pemkot kepada warganya. Ketika uang APBD ini tidak digunakan ya ngowos alias mubazir, imbuhnya.
Pedagang Khawatir Tak Laku
Di tempat yang sama, Kepala Bidang Distribusi Perdagangan Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan Surabaya, Devri Afrianto mengatakan, pasar yang dibangun Pemkot sejak lima tahun yang lalu itu sebenarnya memang dikhususkan untuk merelokasi pedagang pasar krempyeng di RW 3 yang menempati jalan.
Di sini bisa menampung sekitar 150 pedagang, dimana desain awalnya memang untuk merelokasi pasar yang ada di RW 3, karena pasar tersebut menempati fungsi jalan jadi. Kita memfasilitasi ini supaya bisa tetap menjaga mereka berjualan dan mengembalikan fungsi kepentingan publik, terangnya.
Devri juga memastikan, telah melakukan sosialisasi tentang tidak adanya biaya dan membuka pendaftaran pada para pedagang yang ingin berjualan hingga tujuh hari ke depan.
Hingga hari ini baru enam pedagang yang mendaftar. Yang jelas tidak ada retribusi stan, kemudian biaya listrik, air hingga keamanan dan kebersihan semua masih ditanggung Pemkot, bebernya.Di sisi lain, salah seorang pedagang di pasar krempyeng RW 3, Bu Slamet mengatakan meski gratis berjualan di pasar milik Pemkot dirinya tetap enggan pindah.
Meskipun di sini ada iurannya tapi dekat dengan rumah-rumah penduduk. Kalau di sana jauh, meskipun gratis kalau tidak laku bagaimana, ucapnya.
» Baca berita terkait DPRD Surabaya. Baca juga tulisan terukur lainnya Moch Andriansyah.