700 Peserta Meriahkan Festival Rujak Uleg HUT ke-729 Surabaya, Semua Cingur Dijamin Bebas PMK

Reporter : barometerjatim.com -
700 Peserta Meriahkan Festival Rujak Uleg HUT ke-729 Surabaya, Semua Cingur Dijamin Bebas PMK

KHAS SURABAYA: Festival Rujak Uleg Surabaya sebelum pandemi Covid-19. | Foto: Barometerjatim.com/DOK

SURABAYA, Barometerjatim.com Pasca dua tahun vakum karena situasi pandemi Covid-19, Pemkot Surabaya kembali menyelenggarakan Festival Rujak Uleg. Penyelenggaraan festival di 2022 ini sekaligus untuk menyemarakkan Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-729.

Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata (DKKORP) Surabaya, Wiwiek Widayati mengatakan, Festival Rujak Uleg akan digelar di sepanjang Jalan Kembang Jepun (Kya-kya) Surabaya, Minggu (22/5/2022) malam. Setidaknya ada sekitar 700 peserta yang mengikuti gelaran tersebut.

"Para peserta terdiri dari perwakilan komunitas adat dan ekspatriat, mahasiswa asing di Surabaya, dan perhotelan. Juga ada dari perwakilan masing-masing kecamatan dan PD (Perangkat Daerah) di lingkungan Pemkot Surabaya serta masyarakat umum," kata Wiwiek, Sabtu (21/5/2022).

Dia menerangkan, festival akan dibuka Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi. Direncanakan pula dihadir Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa beserta Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dan Korps Konsulat di Surabaya.

"Festival juga akan melibatkan kurang lebih 50 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) kuliner di Surabaya. Ini untuk menjadikan kegiatan festival sebagai kebangkitan perekonomian lokal di Surabaya," ujar Wiwiek.

Menurutnya, keberagaman peserta dan komunitas yang hadir selaras dengan tagline HJKS ke-729 yaitu 'Sinergi Kuat untuk Surabaya Hebat'.

Terlebih lagi, rujak cingur telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada 2021 sebagai makanan yang menjadi simbol dan ciri khas Surabaya.

"Munculnya rujak cingur sebagai makanan rakyat, tidak dapat dilepaskan dari peranan petis yang menjadi penyedap rasa dan menjadi bahan dasar olahan rujak cingur. Di Surabaya, terdapat warung makan rujak cingur Genteng Durasim yang berdiri sejak 1938," ungkapnya.

Keseriusan dan ketelatenan dari berbagai stakeholder, dikatakan Wiwiek, mampu mempertahankan cita rasa dan melestarikan rujak cingur dari generasi ke generasi.

Meski demikian, munculnya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak sapi, tak luput dari perhatian Pemkot. Wiwiek menyatakan, pemkot telah menjalin kerja sama dengan Rumah Potong Hewan (RPH) untuk memastikan semua cingur yang digunakan peserta higienis dan tidak terinfeksi penyakit.

"Seluruh peserta Festival Rujak Uleg menggunakan cingur yang di-supply oleh RPH dan sudah terjamin kualitasnya," pungkasnya.

» Baca berita terkait Pemkot Surabaya. Baca juga tulisan terukur lainnya Moch Andriansyah.

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.