Anwar Sadad Lecut Kader Muhammadiyah: Jangan Takut Berkompetisi Politik, Dalilnya Jelas

JANGAN TAKUT BERKOMPETISI: Anwar Sadad, lecut kader Muhammadiyah agar tak takut berkompetisi politik. | Foto: IST
MALANG, Barometerjatim.com Wakil Ketua DPRD Jatim, Anwar Sadad rupanya politikus yang bisa berbicara di kalangan mana saja. Termasuk saat menjadi narasumber dalam forum sekolah pengkaderan politik yang digelar PW Muhammadiyah Jatim di Kapal Garden Hotel Malang, Jumat (18/3/2022).
Sadad yang berlatar belakang Nahdlatul Ulama (NU), dalam forum tersebut mengajak kader Muhammadiyah untuk memperbaiki wajah politik Indonesia. Dengan cara apa?
Ya orang-orang yang benar, orang-orang yang cara berpikirnya masih lurus jangan ragu-ragu lagi, jangan takut-takut, terjunlah ke dalam dunia politik dengan niat memperbaiki kualitas politik di Indonesia, kata legislator yang juga ketua DPD Partai Gerindra Jatim itu.
Suasana diskusi semakin gayeng, saat salah satu peserta menukil ayat Al Quran faidza azamta fatawakkal alallah/apabila telah membulatkan tekad maka berserahlah kepada Allah (surat Ali Imran ayat 159).
Tak mau kalah soal dalil, Sadad pun menimpali, Nasrun minallah wa fathun qarib wa bassyiril mu'minin/ Pertolongan datang dari Allah dan kemenangan itu sudah dekat dan berikan kabar gembira kepada orang-orang beriman (surah As-Saff ayat 13).Peserta diskusi pun dibuat ger-geran dan memberi aplaus panjang. Dan jangan takut kompetisi, karena fastabiqul khairat/berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan, sambung politikus keluarga Pondok Pesantren (Ponpes) Sidogiri Pasuruan itu yang membuat forum semakin hidup.
Mengapa harus berani berkompetisi? Menurut Sadad, politik adalah alat perjuangan. Terlebih para ulama, founding fathers yang berangkat dari golongan agama menganggap bahwa negara adalah alat untuk sampai pada tujuan keselamatan sebagai umat Islam.
Karena sebagai wasilah, sebagai cara, maka jangan takut berkompetisi, apalagi jelas dalilnya fastabiqul khairat. Kalau sudah fastabiqul khairat, jangan ragu-ragu karena nasrun minallah wa fathun qarib, kata Sadad yang membuat peserta forum semakin ger-geran.
Lagi pula, sambung Sadad, perjuangan politik bangsa Indonesia selama ini tak lepas dari pengaruh Muhammadiyah. "Saya kalau membaca risalah rapat sidang-sidang BPUPKI, ngeri! Membayangkan perdebatan yang berbobot dari tokoh-tokoh bangsa," katanya.Dia mencontohkan Ki Bagus Hadikusumo, tokoh Muhammadiyah yang merupakan figur sentral dalam perumusan konsepsi bernegara. Ada pula Kasman Singodemejo yang berandil dalam mendamaikan ketegangan golongan nasionalis dan agama di masa lalu.
"Muhammadiyah telah memberi banyak pelajaran penting dalam perpolitikan di Indonesia, karena itu kiprahnya tetap akan diperlukan dalam memperbaiki kualitas kehidupan politik di negeri ini," ucap kandidat Cagub Jatim 2024 itu.
» Baca berita terkait Gerindra. Baca juga tulisan terukur lainnya Tommy Rabani.