24 Menit Ceramah di Depan Kiai, Sadad Bicara Alat Politik NU

CERAMA DI DEPAN KIAI: Anwar Sadad, politikus Nahdliyin harus menjadi alat politik NU. | Foto: Barometerjatim/IST
LAMONGAN, Barometerjatim.com - Ketua DPD Partai Gerindra Jatim, Anwar Sadad berceramah di hadapan para kiai Nahdlatul Ulama (NU) dalam acara silaturahmi pengasuh pondok pesantren (Ponpes) sekaligus Pengukuhan Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) PCNU Babat Lamongan di Ponpes Darul Fiqhi, Miru, Sekaran Lamongan, Minggu (19/12/2021).
Kegiatan yang dihadiri ratusan kiai itu, hadir pula Rais Syuriyah PCNU Babat, KH Mustaqim; Ketua Tanfidziyah PCNU Babat, KH Makmum Affandi; dan Ketua RMI PCNU Babat, Gus Khotib Affandi. Sedangkan Sadad didampingi dua anggota DPRD Jatim, MH Rofiq dan Hidayat, serta anggota DPRD Lamongan, Srinoto, Suhartono, dan Imam Fadli.
Dalam ceramah yang berlangsung dalam tempo 24 menit, Sadad yang juga wakil ketua DPRD Jatim menekankan bahwa politikus Nahdliyin harus menjadi alat politik NU dalam memperjuangkan mabadi khaira ummah, prinsip dasar menjadi umat yang unggul.
"Sebagai alat politik, maka para politikus Nahdliyin harus selalu terkoneksi dengan kiai-kiai pengasuh pondok pesantren," tandas politikus keluarga Ponpes Sidogiri, Pasuruan yang akrab disapa Gus Sadad tersebut.Pesantren, lanjut Sadad, telah mengajarkan nilai-nilai agama sebagai pedoman di semua lini kehidupan, karena itu harus diaktualisasikan dalam perangkat kebijakan dan policy oleh lembaga berwenang.
"Nilai-nilai yang telah menjadi kesepakatan bersama masyarakat dunia, seperti global goals, pada dasarnya senapas dengan nilai-nilai yang diajarkan di pesantren," terangnya.
Begitu pula soal no poverty, zero hunger, clean water and sanitation, dan 14 tujuan hidup lainnya yang tertuang dalam SDG's (Sustainable Development Goals) pada dasarnya bukan sesuatu yang baru dalam tradisi keilmuan di pesantren."Artinya, ini tantangan juga buat kita. Saya berani ngomong begini di hadapan kiai-kiai, karena saya juga berasal dari tempat yang sama dengan panjenengan semua. Menurut saya harus ada kontekstualisasi, nilai-nilai syariat, yang harus dituangkan dalam kebijakan lembaga pemerintahan," katanya.
Karena itu, Sadad dan kawan-kawannya yang yang berada di lembaga legislatif dengan tugas membuat regulasi maupun policy, berharap betul mendapat support, pandangan, maupun gagasan yang lahir dari pesantren."Terutama pondok pesantren yang bernaung di bawah RMI NU (Rabaithah Ma'ahid Islamiyah Nahadlatul Ulama)," tuntas legislator yang empat periode menjadi wakil rakyat di DPRD Jatim tersebut.
» Baca Berita Terkait Gerindra Jatim