Ansor: Bawean Butuh Transportasi Laut yang Aman, Bagi-bagi Sembako Bukan Solusi!
BAWEAN | Barometer Jatim – Mereaksi pemberitaan terkait krisis sembako di Pulau Bawean, Gresik dan bantuan logistik yang difasilitasi Pemprov Jatim, Ketua Kaderisasi PC GP Ansor Bawean, Multazam memberikan tanggapan kritis. Menurutnya, narasi krisis pangan yang dibangun tidak sesuai dengan fakta di lapangan.
“Secara pribadi, saya merasa tersinggung dengan narasi yang dibangun seolah-olah Bawean sedang mengalami krisis pangan sehingga membutuhkan bantuan dari para relawan,” kata Multazam dalam keterangannya, Minggu (7/9/2025).
“Faktanya, yang terjadi di Bawean hanyalah lonjakan harga akibat permintaan pasar meningkat dan stok barang menipis menjelang peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw,” tandasnya.
Menurut Multazam, kondisi pertanian di Bawean masih sangat baik. Sawah dan ladang tetap subur, hasil laut pun masih melimpah. Karena itu, tidak tepat jika Bawean dianggap sebagai daerah yang sedang mengalami krisis pangan.
Dia menilai, kehadiran bupati maupun gubernur ke Bawean tidak serta merta menyelesaikan masalah utama masyarakat. Menurutnya, problem mendasar yang selalu berulang setiap tahun adalah soal akses transportasi laut saat gelombang tinggi.
“Ini yang seharusnya menjadi konsentrasi serius pemerintah, bagaimana memberikan layanan sistem transportasi laut yang aman dan berkelanjutan bagi masyarakat Bawean. Bagi-bagi paket sembako dan pasar murah bukanlah solusi atas problem transportasi laut yang kami hadapi,” ucap Multazam.
“Apakah perlu nunggu presiden turun ke Bawean untuk menyelesaikan persoalan transportasi laut, yang setiap tahun pasti menghadapi gelombang tinggi,” imbuhnya.
Sejak 1 September 2025, akses pelayaran ke Bawean sempat terhenti akibat cuaca buruk. Sementara Kapal Roro KMP Gili Iyang masih belum beroperasi pasca insiden 14 Agustus lalu, sehingga memicu kenaikan harga sejumlah bahan pokok di pasar.
Sehari sebelumnya, Pemprov Jatim menyalurkan bantuan logistik dan kebutuhan pokok dalam skala besar kepada masyarakat di Bawean. Langkah ini diambil sebagai respons cepat terhadap krisis kesulitan logistik yang melanda pulau tersebut sejak beberapa hari terakhir. Bantuan ini diharapkan dapat meringankan beban warga yang terdampak.
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa menjelaskan, inisiatif penyaluran bantuan ini merupakan bentuk kepedulian pemerintah. Krisis logistik di Pulau Bawean terjadi karena kapal dagang diketahui tidak beroperasi sejak 29 Agustus, menyebabkan terhambatnya pasokan kebutuhan dasar.
"Kapal dagang memang diketahui tidak beroperasi sejak 29 Agustus lalu. Maka dari itu kami mengirimkan bantuan sebagai bentuk solidaritas kemanusiaan dan kekeluargaan," katanya saat mengunjungi warga Bawean.(*}
| Baca berita Bawean. Baca tulisan terukur Rofiq Kurdi | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur