Tak Melek Politik, Gus Fahrur Bisa Ditertawakan Anak SMP

JADI TERTAWAAN: KH Iskandar Dzulqornain (kanan). Sebaiknya Gus Fahrur dan kelompok yang mengatasnamakan kiai kampung melek politik biar komentarnya tidak ditertawakan anak SMP. | Foto: Barometerjatim.com/ROY HASIBUAN/IST
BANYUWANGI, Barometerjatim.com Kritik tajam terus dilontarkan berbagai pihak menyikapi 'akrobat politik' kiai kampung pimpinan Fahrurrozi alias Gus Fahrur, yang mulai berani mendikte Presiden Jokowi agar me-reshuffle Khofifah Indar Parawansa dari jabatan menteri sosial.
Kali ini, kritik dilontarkan Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Banyuwangi, KH Iskandar Dzulqornain. Menurutnya, kalau tidak ada undang-undang (UU) maupun aturan lainnya yang memerintahkan menteri harus mundur saat maju di Pilkada, sebaiknya tidak usah aneh-aneh.
Ke depan, ustadz, gus maupun kiai harus melek UU, melek aturan, biar tidak asal ngomong. Menekan, mendikte presiden itu sama saja memaksa presiden untuk melanggar UU, melanggar aturan, katanya, Kamis (7/12).
Baca: Kiai Muhlis: Gus Fahrur Tak Tahu Aturan, Itu Bahaya!
Makanya, lanjut Kiai Dzulqornain, dalam perspektif agama, kiai atau pimpinan non formal harus paham tentang politik. Biar komentar-komentarnya tidak ditertawakan anak SMP, katanya.
Hal itu juga sesuai dengan anjuran filsuf Imam Al Ghazali, agar para para tokoh Islam memahami as-siyasah atau politik. "Politik itu tidak melulu jelek, ada as-siyasah mahmudah (politik terpuji) ada pula as-siyasah mazmumah (tercela), katanya.
Nah, apa yang dilakukan Gus Fahrur yang memaksa, mendesak, mendikte presiden untuk me-reshuffle seorang menteri yang akan maju di Pilkada, menurut da'i Kamtibmas Polres Banyuwangi tersebut tergolong politik tercela.
Baca: Pengamat Politik: Kiai Kampung Jangan Sering Offside
Karena dia (Gus Fahrur) tidak paham politik, maka kemudian melakukan politik tercela. Itu kan bikin malu. Jadi kiai, gus, ustadz harus melek UU, melek aturan. Ya enggak mungkin maulah presiden memaksa Bu Khofifah mundur karena memang tidak ada aturannya, katanya.
Selebihnya, apa yang dilakukan Gus Fahrur, tambah Kiai Dzulqornain, sangat membahayakan dirinya sendiri, masyarakat serta merendahkan nilai-nilai agama Islam.
"Dia sudah membodohi masyarakat, mengajak untuk menabrak UU. Jadi, sekali lagi, itu sangat berbahaya bagi masyarakat dan jadi tertawaan anak SMP. Apalagi di depan namanya ada titel gus, kiai atau ustadz, tandasnya.