Elektabilitas Khofifah-Emil Kokoh di Angka 67%, Lawan Jangan Ngarep Bisa Mengejar!

Reporter : -
Elektabilitas Khofifah-Emil Kokoh di Angka 67%, Lawan Jangan Ngarep Bisa Mengejar!
SULIT DIKEJAR: Khofifah-Emil, elektabilitasnya di Pilgub Jatim 2024 sulit dikejar. | Foto: Barometerjatim.com/RQ

SURABAYA | Barometer Jatim – 28 hari menuju coblosan Pilgub Jatim, 27 November 2024, elektabilitas pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak masih sulit dikejar.

Dari hasil survei sejumlah lembaga, tingkat keterpilihan petahana tak terbendung, bahkan unggul jauh dari dua rivalnya, Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakim dan Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta alias Gus Hans.

Dalam survei Indikator Politik yang dilakukan pada 9-14 September 2024, untuk simulasi 3 paslon elektabilitas Khofifah-Emil di angka 61,2%. Disusul Risma-Gus Hans 26n Luluk-Lukman 2,2%. Lalu 0,5% responden memilih golput dan 10,2% tidak menjawab.

Selanjutnya dalam survei Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI) periode 1-9 Oktober 2024, dalam simulasi 3 paslon dengan gambar kertas suara, elektabilitas Khofifah-Emil di angka 63,4%. Disusul Risma-Gus Hans di angka 27,1%, Luluk-Lukman 2,8%, dan 6,7% responden lainnya belum menentukan pilihan.

Pun dalam survei Poltracking periode 4-10 Oktober 2024, elektabilitas Khofifah-Emil nangkring di angka 67,5%, disusul Risma-Gus Hans 24,6%, Luluk-Lukman 2,8%, dan 5,1% responden belum menentukan pilihan/tidak menjawab.

Lawan Tak Signifikan

Pengamat Politik Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Fahrul Muzaqqi memandang tren elektoral Khofifah-Emil memang terus naik selama satu bulan terakhir.

"Catatan saya ada beberapa lembaga survei yang merilis hasil Pilgub Jatim. Di awal September kalau tidak salah elektoral Khofifah-Emil di angka 55-57 persenan. Saat ini tren elektabilitas Khofifah-Emil terus merangkak naik, bahkan dari Poltracking merilis angkanya 67 persen," katanya, Rabu (30/10/2024).

"Kalau dilihat data, tren Khofifah-Emil terus naik, sementara dua paslon lain belum menunjukkan progres signifikan," tambahnya.

Fahrul menyebut secara teori dan data, elektoral Khofifah-Emil cukup berat untuk dikejar dua paslon lainnya.

"Secara teori sangat berat mengejar elektabilitas Khofifah-Emil, tetapi tetap saja di dalam politik segala sesuatu masih bisa terjadi," katanya.

Fahrul menyebut, Khofifah-Emil telah mencapai batas ambang psikologis elektoral bagi paslon petahana yakni di angka 60%.

"Angka itu cukup nyaman bagi paslon petahana dan rasanya dengan waktu yang tidak sampai dua bulan, berat sekali mengejar elektoral Khofifah-Emil," kata Fahrul.

"Kita tahu yang belum menentukan saja hanya di bawah 15 persen. Andaikata angka yang belum menentukan itu diambil semua oleh paslon terdekat dalam hal ini nomor urut 3, maka hasilnya juga masih belum sampai mengejar, hanya mengikis selisih angka. Dan undicided voters biasanya juga tersebar ke semua paslon, tidak merujuk ke satu paslon saja," paparnya.

Sementara itu Direktur ARCI, Baihaki Siratj menyebut elektabilitas Khofifah-Emil berpotensi terus naik sebab masih ada undecided voters yang berpotensi merapat ke petahana.

"Jadi undecided, swing voters itu cenderung merapat ke paslon yang memang sudah punya pengalaman. Dan dari survei Juli ke Oktober, mayoritas undecided voters beralih ke Khofifah-Emil. Itu yang membuat elektabilitas Khofifah-Emil melesat dari kisaran 55 ke 65 persenan," katanya.

"Saat ini tersisa sekitar 7 persenan undecided voters. Melihat dinamika Pilgub Jatim saat ini, saya cenderung meyakini bahwa warga yang belum menentukan akhirnya akan melabuhkan dukungan ke Khofifah-Emil," ucap Baihaki.{*}

| Baca berita Pilgub Jatim. Baca tulisan terukur Roy Hasibuan | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.