Melawan Saat Ditangkap, Kurir Sabu Ditembak Mati

barometerjatim.com

KOMITMEN PERANG LAWAN NARKOBA: Kepala BNN Jatim, Brigjen Pol Fatkhur Rahman, tegaskan komitmen jajarannya untuk perang terhadap narkoba di Jawa Timur. | Foto: Barometerjatim.com/ENEF MADURY

SURABAYA, Barometerjatim.com Achmad Sugianto alias alias Yanto (26), kurir narkotika warga Sentul, Gondang Wetan, Kabupaten Pasuruan, ditembak mati petugas Badan Narkotika Nasional (BNN) Jatim Minggu (30/7) pagi. Pembawa sabu-sabu tiga kilogram itu melawan petugas saat ditangkap.

Baca juga: Satpol PP Surabaya Amankan 13 Orang Pesta Miras, 1 Positif Konsumsi Narkoba!

Kasus ini diungkap BNN ketika diperoleh informasi terkait maraknya peredaran narkotika di Pasuruan dan Probolinggo. Polisi kemudian melakukan pengintaian di Pasuruan, dengan menguntit pengedar bernama Totok Suryanto (50), warga Kampung Baru, Gading, Kota Pasuruan.

Saat dikuntit, Totok bertemu Yanto dan didapati sebuah tas ransel berpindah tangan. Saat itulah petugas melakukan penangkapan. Di dalam ransel ditemukan tiga bungkus sabu-sabu seberat total tiga kilogram.

Petugas kemudian melakukan pengembangan dengan membawa keduanya untuk mencari jaringannya. Saat pengembangan itulah tersangka Yanto melakukan perlawanan. Lantaran tembakan peringatan diabaikan, petugas terpaksa menembak mati Yanto.

Baca juga: Tak Ada Ampun! 3 Terdakwa Pengedar Narkoba 19,6 Kg di Wilayah Sidoarjo Dituntut Mati

Baca: Bongkar Jaringan Narkoba di Lapas, BNN Terganjal Ponsel

"Ini komitmen BNNP dan jajaran untuk perang terhadap narkoba di Jawa Timur," kata Kepala BNN Jatim, Brigjen Pol Fatkhur Rahman di kantor BNN Jatim, Jalan Raya Ngagel, Surabaya, Senin (31/7).

Baca juga: Tak Ada Ampun! Majelis Hakim PN Surabaya Vonis Mati 2 Pengedar Sabu 43,4 Kg

Dia Fatkhur, kedua tersangka sudah lama berkecimpung dalam bisnis narkotika. Mereka menjualnya di Malang dan kawasan Tapal Kuda, yakni Pasuruan, Probolinggo, Lumajang, Jember, Situbondo serta Banyuwangi. "Sabu yang mereka jual kualitas mahal, berasal dari China dan Taiwan," terang Fatkhur.

Operasi Totok dan Yanto, lanjutnya, diduga dikendalikan bandar yang mendekam di dalam penjara. Berdasarkan penelusuran BNN, peredaran narkotika di Jatim 80 persen dikendalikan dari Lembaga Pemasyarakatan Porong dan Rumah Tahanan Medaeng.

Editor : Redaksi

Sudut Pandang
Berita Populer
Berita Terbaru