SATU 'PANGGUNG' DI PILPRES 2019: Yenny Wahid (kanan), pilih Jokowi di Pilpres 2019 demi 'merebut' PKB dari tangan Muhaimin Iskandar? | Foto: IST
SURABAYA, Barometerjatim.com Keputusan Zannuba Ariffah Chafsoh alias Yenny Wahid mendukung pasangan Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma'ruf Amin di Pilpres 2019 memantik beragam spekulasi politik.
Baca juga: IKA Stikosa-AWS Gelar Bazar Bareng GUSDURian Peduli: Beli Baju Cukup Tukar dengan Sembako!
Paling ekstrem, dukungan putri KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tersebut diisukan sebagai pintu masuk untuk 'merebut' kembali Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dari tangan Muhaimin Iskandar (Cak Imin).
Apakah isu tersebut masuk akal? "Ya masuk akal saja," kata Pengamat Politik asal Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Suko Widodo, Jumat (5/10).
Masuk akal, tandas Suko, "(Jika) belajar dari pengalaman, bagaimana Aburizal Bakrie dan Golkarnya, misalnya. Belajar dari peristiwa-peristiwa politik sebelumnya, bukan tidak mungkin hal itu terjadi."
Baca: Yenny Tak Influencer Tunggal, Sulit Bawa Gusdurian ke Jokowi
Selebihnya, menurut Suko, ketika Yenny memilih Jokowi pasti punya harapan. "Intinya kalau dia memiliki Jokowi, berarti Jokowi lebih memberi harapan dibanding Prabowo. Naluri insting pilihan kan selalu begitu," tuturnya.
Pilihan Yenny, tambah Suko, tidak lepas dari subjektivitas dari harapannya. "Pasti dia punya harapan, nah harapannya apa? Kita tidak tahu. Apakah dengan (memilih) Jokowi nanti Gusdurian lebih diakomodasi? Apakah gagasannya lebih diakomodasi? Itu kan banyak hal," ucapnya.
Baca: Dhani: Yenny Anak Biologis Gus Dur, Saya Ini Anak Ideologis!
Baca juga: Ulama Wafat di Masa Covid-19 Bertambah, Awal Juli Capai 644
Dosen komunikasi politik tersebut menegaskan, pilihan terhadap Jokowi-Ma'ruf tentu saja dengan dasar pasangan ini lebih memberikan prospek untuk kepentingan Yenny dan komunitasnya.
"Dia sudah menghitung bargaining position-nya ketika mengeluarkan itu. Bisa juga menunjukkan: Aku (Yenny) ini bisa kok dekat dengan Jokowi, bukan hanya anda (Muhaimin) saja. Posisi rivalitas istilahnya," ujarnya.
Yenny Lebih Eksis
Saat ditanya apakah tampilnya Yenny 'sepanggung' dengan Muhaimin tidak mengganggu kinerja tim pemenangan Jokowi-Ma'ruf, menurut Suko, sama sekali tidak karena banyak faktor yang memengaruhi.
"Tinggal Yenny di situ sebagai apa perannya. Tapi yang menjadi penting, dengan bergabung Jokowi, Yenny bisa lebih eksis lah. Lha, eksis itu kemudian yang menjadi pertanyaan besar, eksis kemana? Ke depannya kita tidak tahu, karena banyak sekali kemungkinannya," katanya.
Baca juga: 541 Ulama Wafat Saat Covid-19, Ponpes Sukorejo Klarifikasi
Baca: Pengamat: Pencawapresan Kiai Maruf Hanya Untungkan PKB
Sebelumnya, Yenny menyatakan dirinya bersama konsorsium kader Gus Dur memberikan dukungan untuk Jokowi-Maruf di Pilpres 2019.
Tapi tidak semua putri Gus Dur berseiring dengan Yenny. Alissa Wahid, misalnya, menegaskan Jaringan Gusdurian tetap netral alias tidak berpolitik. Pun demikian dengan Inayah Wahid.
Lewat akun twitter pribadinya menegaskan, dukungan Yenny dan Barisan Kader (Barikade) Gus Dur tidak serta merta membuat Gusdurian ikut-ikutan mendukung pasangan Jokowi-Maruf.
Editor : Redaksi