LaNyalla: Saya Lebih Hormat Pemain Papua Ketimbang Pesepak Bola Asing di Indonesia!

Reporter : -
LaNyalla: Saya Lebih Hormat Pemain Papua Ketimbang Pesepak Bola Asing di Indonesia!
KAKI BELANDA: LaNyalla, peletakan batu pertama SMK Papua Bangkit dan Sekolah Sepak Bola Kaki Belanda. | Foto: DPD RI

SORONG | Barometer Jatim – Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti menyebut sepak bola di tanah Papua ibarat agama kedua, karena begitu kuatnya DNA sepak bola yang ada di dalam darah orang asli Papua.

Buktinya, pemain sepak bola asal Papua tidak pernah absen menghiasi tim nasional sepak bola Indonesia di berbagai level umur.

Hal itu disampaikan LaNyalla saat hadir dalam acara peletakan batu pertama SMK Papua Bangkit dan pendirian Sekolah Sepak Bola Kaki Belanda yang dilaksanakan secara bersamaan di Lapangan Mooipark, Saoka, Distrik Sorong Barat, Kota Sorong, Papua Barat Daya, Sabtu (6/7/2024).

Senator asal Jawa Timur itu juga menegaskan, dirinya sangat menghormati para pemain asal Papua.

"Saya sebagai mantan Ketua Badan Timnas PSSI dan mantan Ketua Umum PSSI, lebih hormat kepada para pemain dari tanah Papua, ketimbang pemain sepak bola asing yang dikontrak oleh klub-klub di Indonesia,” katanya.

“Karena kebanggaan kita harus tetap kepada anak bangsa yang lahir dan besar di tanah airnya. Karena bagi saya, negara-negara di luar sana, yang memiliki prestasi sepakbola, seharusnya cukup menjadi inspirasi bagi kita untuk belajar."

LaNyalla sangat optimis ke depannya akan lebih banyak lagi 'mutiara-mutiara hitam' yang dilahirkan dari tanah Papua, menyusul nama-nama yang telah menghiasi sejarah tim nasional sepak bola Indonesia.

Seperti Boaz Solossa, Ortizan Solossa, Terens Puhiri, Patrick Wanggai, Titus Bonai, Okto Maniani, Yanto Basna hingga Ricky Kambuaya.

"Semua adalah mutiara-mutiara hitam yang lahir dari Papua. Bahkan Boaz dan Ortizan adalah putra asli Sorong. Pemain Papua itu legendaris semua," tandasnya.

Wujud Cinta Papua

DNA SEPAK BOLA: LaNyalla, sepak bola di tanah Papua ibarat agama kedua. | Foto: DPD RI

Terkait kehadirannya dalam peletakan batu pertama SMK Papua Bangkit dan pendirian Sekolah Sepak Bola Kaki Belanda, LaNyalla menegaskan karena kecintaannya pada Papua.

"Saya hadir karena saya sangat cinta Papua. Saya yakin sekolah ini dapat memberikan kontribusi konkret dan nyata untuk melahirkan SDM-SDM unggul di dunia pendidikan dan olahraga di tanah Papua yang kita cintai ini. Sekaligus menjadi bagian dari dukungan Papua Barat Daya dalam menyongsong Indonesia Emas 2045," paparnya.

LaNyalla juga terharu hadir di acara tersebut. Dia menilai peletakan batu pertama adalah hal yang sangat bersejarah, karena dirinya hadir dalam rangka mendukung sebuah upaya konkret meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang tepat sasaran.

"Salah satu contohnya dari SMK Papua Bangkit ini, dimana ada bidang keahlian energi dan pertambangan. Itu artinya, SMK ini bisa menjadi jawaban atas keunggulan komparatif Papua, khususnya Papua Barat Daya dalam mengoptimalkan SDM lokal untuk terlibat dalam kegiatan ekonomi produktif di sektor pertambangan," bebernya.

Pendiri Sekolah Bola Kaki Belanda dan SMK Papua Bangkit, Paul Vincent Mayor mengucapkan terima kasih banyak atas kunjungan LaNyalla. Menurut Paul, sebuah kehormatan bisa hadir ke ujung Indonesia tersebut.

"Saya ini ingin membangun Papua bukan hanya secara infrastrukturnya, namun juga bangun SDM-nya, bangun anak-anaknya, SDM kita harus unggul,” kata anggota DPD terpilih 2024-2029 itu.

“Ini sudah realita, sumber daya alam kita dikeruk, tapi anak anak kita terpuruk. Maka dari itu, saya membangun dua sekolahan ini untuk anak anak Papua, anak bangsa Indonesia."

Tangisan Anak Papua

Sementara itu Kepala Sekolah SMK Papua Bangkit, Petrus Lelmalaya mengaku sangat terharu atas acara peletakan batu pertama tersebut. Dia berharap kehadiran LaNyalla bisa memantik pemerintah pusat dalam memperhatikan daerah, terutama Sorong.

"Sekolah ini sangat cocok berdiri di sini, sangat tepat, karena 70 persen di daerah ini adalah tempatnya anak putus sekolah. Saya ingin kehadiran ketua DPD RI ini bisa menyampaikan tangisan-tangisan anak Papua yang ingin sekolah,” ucapnya.

Menurut Petrus, pihaknya tidak hanya butuh sarana pendidikan tapi juga transportasi bus sekolah karena untuk ke sekolah harus jalan berkilo-kilo.

Dengan adanya SMK ini, akan menjadi sarana yang tepat agar anak Papua merasakan nikmatnya wilayah yang diberkati Tuhan dengan kekayaan alam.

Anak Papua jangan hanya jadi pengangguran, mereka harus merasakan nikmatnya karunia Tuhan," katanya.

Dalam acara tersebut, LaNyalla didampingi senator asal Jambi Elviana, M Sanusi (Papua Barat Daya), Andi Ihsan (Sulsel), Deputi Administrasi Sekretariat Jenderal DPD RI Lalu Niqman Zahir, Staf Khusus Ketua DPD RI Sefdin Syaifudin, dan Kabiro Setpim Sanherif Hutagaol.{*}

| Baca berita DPD RI. Baca tulisan terukur Rofiq Kurdi | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.