Suhandoyo: Khofifah Bisa Diusung PDIP Tanpa Mendaftar

PUAN DI ACARA MUSLIMAT NU: Putri Megawati Soekarnoputri, Puan Maharani dan Khofifah Indar Parawansa saat peringatan Harlah ke-71 Muslimat NU di Masjid Istiqlal, Jakarta, 28 Maret 2017. | Foto: Barometerjatim.com/ROY HASIBUAN
SURABAYA, Barometerjatim.com Sudah menjadi mekanisme partai, kalau PDIP selalu membuka penjaringan bakal calon kepala daerah di setiap hajatan Pilkada, termasuk Pilgub Jatim 2018. Tapi soal keputusan siapa yang akan diusung, tetap di tangan DPP dan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
Lantas bagaimana dengan Wagub Jatim Saifullah Yusuf, satu-satunya kandidat bakal Cagub yang mendaftar, apakah akhirnya diusung PDIP?
Belum tentu, "Ini sama seperti Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) di Pilkada DKI Jakarta," kata kader PDIP yang juga Ketua Banteng Muda Indonesia (BMI) Suhandoyo usai mengembalikan formulir pendaftaran Bacagub ke kantor PDIP Jatim, Jl Kendangsari Industri, Surabaya, Jumat (7/7).
Baca: Kusnadi Tak Berani Garansi Gus Ipul Bakal Diusung PDIP
Ya, saat itu pendaftaran penjaringan PDIP Jakarta dibanjiri peminat. Ada sekitar 23 orang yang mendaftar, termasuk 'Wanita Emas' Hasnaeni Moein. Namun hasil akhir justru Ahok yang diusung meski tak ikut mendaftar ke PDIP.
"Ahok tidak mendaftar, tapi karena PDIP mementingkan kepentingan rakyat, maka Ahok yang dusung. Kalau akhirnya kalah itu kan memang prosesnya," tandas politikus asal Kabupaten Lamongan tersebut.
Apalagi, tutur sumber Barometerjatim.com di internal PDIP, Khofifah sebenarnya sudah dikirimi formulir pendaftaran. Soal kemudian Mensos yang juga Ketua Umum PP Muslimat NU tersebut mengisi dan mengembalikan formulir, sumber tersebut tidak tahu pasti.
Baca: Suhandoyo Pakai Baju Merah L2 Pemberian Khofifah
"Kalau Bu Khofifah mendaftar, nggak-lah. Tapi PDIP tetap melihat calon potensial dan mengirim surat pemberitahuan penjaringan yang disertai formulir ke Bu Khofifah. Sama seperti Bu Risma (Tri Rismaharini, walikota Surabaya) yang dikirimi surat," katanya.
Terlebih putri Megawati, Puan Maharani memiliki hubungan sangat dekat dengan Khofifah. Bahkan saat memberikan pidato pada Harlah ke-71 Muslimat NU di Masjid Istiqlal, Jakarta, 28 Maret 2017, Puan menegaskan warga Muslimat NU yang dipimpin Khofifah akan menjadi incaran Parpol di Pemilu 2019.
Pasti di 2019 Muslimat NU ini dicari-cari Parpol karena kepemimpinanya masih 2021 lho. Kita saja (di kabinet kerja) sudah berakhir sementara Muslimat NU belum, katanya. Bisa jadi, Puan memberikan sinyal politik PDIP akan mengusung Khofifah di Pilgub Jatim 2018 dengan 'kompensasi' Khofifah mendukung PDIP di Pemilu 2019.
Batas Akhir 10 Juli
Seperti diberitakan, PDIP membuka pendaftaran calon mulai 1 hingga 14 Juni lalu. Dalam rentang waktu tersebut, enam orang mendaftar yakni Saifullah Yusuf (Wagub Jatim), Kusnadi (ketua DPP PDIP Jatim), Suhandoyo (ketua BMI Jatim), Said Abdullah (politikus PDIP, anggota DPR RI), Budi "Kanang" Sulistyono (bupati Ngawi) serta Abdullah Azwar Anas (bupati Banyuwangi).
Dari keenam orang tersebut, hingga kini baru Saifullah Yusuf, Kusnadi dan Suhandoyo yang mengembalikan formulir. Pengembalian ditutup 10 Juli mendatang usai diperpanjang 10 hari karena libur Idul Fitri 1438 H.