Buktikan Ancaman, Ribuan GTT-PTT di Lamongan Mogok

Reporter : barometerjatim.com -
Buktikan Ancaman, Ribuan GTT-PTT di Lamongan Mogok

MONDAR-MANDIR: Kepala SDN Kebalanpelang, Saudah mondar-mandir bergantian ke kelas mengajar siswa karena guru honorer mogok. | Foto: Barometerjatim.com/HAMIM ANWAR

LAMONGAN, Barometerjatim.com Ribuan honorer Guru Tidak Tetap (GTT) dan Pegawai Tidak Tetap (PTT) Sekolah Dasar Negeri (SDN) se-Kabupaten Lamongan membuktikan ancamannya. Rabu (3/10) hari ini, secara serentak, mereka mogok mengajar!

Aksi ini dilakukan karena tuntutan yang mereka sampaikan dalam aksi turun jalan sebelumnya tak digubris Bupati Lamongan, Fadeli. Sejumlah pejabat Pemkab yang menemui perwakilan GTT-PTT dinilai hanya memberikan jawaban semu.

Menurut Sekretaris Forum Honorer Sekolah Non Kategori (FHSNK) Kabupaten Lamongan, Hendro Cahyono keputusan mogok mengajar tersebut sudah dipertimbangkan secara matang dan menjadi keputusan musyawarah bersama pengurus dan Korcam FHSNK.

Baca: Tuntutan Tak Dipenuhi, GTT-PTT di Lamongan Ancam Mogok!

"Keputusan mogok mengajar serentak dimulai hari Rabu, 3 Oktober sekarang ini sampai batas waktu yang tidak ditentukan," kata Hendro.

Akibat aksi mogok ini, proses belajar mengajar di sekolah banyak terbengkalai. Terlebih di sebagian besar SDN di Lamongan, jumlah guru yang berstatus PNS hanya beberapa orang.

Seperti halnya yang ada di SDN Kebalanpelang, Kecamatan Babat. Di tempat ini hanya memiliki dua guru PNS dan delapan guru berstatus honorer.

Baca: Tuntut Upah Layak, Guru Honorer di Lamongan Demo Bupati

"Karena ada aksi mogok mengajar guru honorer saat ini, tentu kita yang hanya berdua harus mondar-mandir bergantian ke kelas mengajar siswa," kata Kepala SD Negeri Kebalanpelang, Saudah saat ditemui Barometerjatim.com.

Kalau hari ini, lanjut Saudah, belum begitu terasa kewalahan karena kebetulan pelaksanaan Ujian Tengah Semester (UTS) berlangsung sampai Sabtu (6/10) mendatang. Jadi masih bisa bergantian ke kelas yang lain.

Baca: Minta Jadi PNS Tanpa Tes, Honorer Lamongan Turun Jalan

"Tapi enggak tahu nanti kalau sudah mulai kegiatan proses belajar mengajar aktif, ya enggak tahu mungkin ya kesulitan," terangnya.

Saudah hanya bisa berharap aksi mogok mengajar ini tidak berlangsung lama. "Mudah mudahan hanya tiga hari saja mogoknya, dan semoga mereka segera mendapatkan yang terbaik atas tuntutannya karena memang kita juga prihatin," ucapnya.

Tunggu Solusi Pemkab

SERUAN MOGOK: Seruan mogok mengajar bagai honorer GTT-PTT se-Kabupaten Lamongan yang dikeluarkan FHSNK. | Foto: Barometerjatim.com/HAMIM ANWARSERUAN MOGOK: Seruan mogok mengajar bagai honorer GTT-PTT se-Kabupaten Lamongan yang dikeluarkan FHSNK. | Foto: Barometerjatim.com/HAMIM ANWAR SERUAN MOGOK: Seruan mogok mengajar bagai honorer GTT-PTT se-Kabupaten Lamongan yang dikeluarkan FHSNK. | Foto: Barometerjatim.com/HAMIM ANWAR

Tak hanya sesama guru, aksi mogok mengajar para guru honorer ini juga mengundang keprihatinan warga terhadap dunia pendidikan di Lamongan.

Salah seorang warga yang juga Bendahara Komite SD Negeri Sumurgenuk, Kecamatan Babat, Kuswo mengatakan, aksi ini tentu akan berdampak pada dunia pendidikan terutama proses belajar mengajar di SDN bakal kalang kabut.

Baca: Narkoba Menggila, PMII Lamongan: Satlak P4GN Lemah!

"Ya kasihan anak didik, mestinya enam kelas ada gurunya. Setiap SD sekarang rata-rata cuma dua sampai tiga guru yang PNS, bahkan ada yang cuma satu kepala sekolahnya saja. Apa mampu dua orang guru mengajar enam kelas," ungkap Kuswo.

Merespon persoalan tersebut, Kuswo berharap Pemkab memberikan solusi yang terbaik untuk kesejahteraan para honorer GTT-PTT.

"Kami mohon pemerintah juga memberikan jalan keluar yang terbaik, untuk para guru honorer yang memperjuangkan nasibnya saat ini," tandasnya.

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.