Rekom Tanpa Cawagub, PKB Masih Ragu Duet Gus Ipul-Anas

Reporter : barometerjatim.com -
Rekom Tanpa Cawagub, PKB Masih Ragu Duet Gus Ipul-Anas

PKB MASIH RAGU: Redi Panju (kiri) nilai PKB masih ragu untuk mengusung Gus Ipul-Azwar Anas setelah Presiden Jokowi merestui Khofifah maju di Pilgub Jatim 2018. | Foto: Barometerjatim.com/ROY HASIBUAN

SURABAYA, Barometerjatim.com Ada yang berbeda dari rekomendasi Parpol untuk bakal pasangan calon di Pilgub Jatim 2018. Jika tiga Parpol, Demokrat (13 kursi), Golkar (11 kursi) dan Hanura (2 kursi) mengeluarkannya untuk Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak secara berpasangan, tidak demikian dengan PKB (20 kursi).

Benar, bahwa rekomendasi PKB sudah diturunkan untuk Gus Ipul lewat forum konsolidasi DPC PKB se-Jawa Timur, 5 Oktober 2017. Namun bunyinya hanya untuk Gus Ipul sebagai Cagub, tak ada kalimat berpasangan dengan Abdullah Azwar Anas sebagai Cawagub.

Berbeda dengan PDIP (19 kursi) yang secara terang benderang mengusung Gus Ipul-Anas sebagai pasangan calon Cagub-Cawagub. Padahal keputusan PDIP dikeluarkan 10 hari setelah PKB memberikan rekomendasi untuk Gus Ipul.

Baca: Komunikasi Tak Jalan, Mesin Parpol Gus Ipul-Anas Macet?

Situasi ini dinilai Pengamat Politik, Redi Panuju sebagai bentuk keraguan PKB untuk on the track mengusung Gus Ipul-Anas hingga batas pendaftaran ke KPU Jatim, 8 Januari 2018. Keraguan itu disebabkan sejumlah faktor, di antaranya Presiden Jokowi yang akhirnya merestui Khofifah running di Pilgub Jatim.

Cak Imin (Muhaimin Iskandar, Ketum DPP PKB) waktu itu minta Jokowi untuk tidak mengizinkan Khofifah, tapi kan sekarang running. Karena itu, dia merasa goyah juga, nilainya.

Hal inilah yang membuat PKB, lanjut Redi, mencoba bermain politik 'dua kaki' dan hal itu akan mempengaruhi finalisasi rekomendasi. "Injury time akan sangat menentukan. Seperti di Pilgub DKI, saya yakin PKB juga sedang mengintip dan itu ada harganya lho ya dalam politik, kelakarnya.

Baca: Anas Bukan Representasi Nasionalis, Khofifah Diuntungkan

Selain itu, keraguan tersebut memicu kemungkinan PKB akan balik arah memberikan rekomendasi ke calon lain, salah satunya La Nyalla Mattalitti yang sedang mengemban surat tugas dari Partai Gerindra. Tunggu injury time, politik itu cair, bisa saja (rekomendasi PKB) ke Pak Nyalla, tambahnya.

Hal senada disampaikan Direktur Surabaya Survey Center (SSC) Mochtar W Oetomo, bahwa situasi politik di Jatim masih sangat cair. Terlebih masih banyak Parpol yang  belum mengeluarkan rekomendasi. Masih ada Gerindra, PAN, PKS, PPP serta Nasdem.

"Faktanya rekomendasi yang diturunkan PKB ke Gus Ipul juga belum berpasangan. Dinamika politik masih bisa terjadi," katanya.

Baca: PKB Incar Muslimat NU, Peneliti: Mereka Loyal ke Khofifah

Gambaran finalisasi rekomendasi juga terlihat dari ketenangan Sekretaris DPD Partai Grindra, Anwar Sadad. "Pilkada baru benar-benar final pada 8 Januari 2018. Masih ada waktu," ujarnya.

Meski pendaftaran semakin dekat, Sadad menuturkan Gerindra memiliki cara yang berbeda dengan Parpol lain dalam memasang strategi. "Banyak orang bilang lebih cepat lebih baik. Saya kira pengondisian itu berbeda bagi kami, karena kita ingin mendapatkan figur terbaik," katanya.

Lagi pula, lanjut Sadad, Gerindra sudah terlibat banyak pertarungan di Pilkada, termasuk memenangi lima wilayah dalam Pilkada serantak 2016. "Jangan khawatir, kita akan memasuki Pilkada 2018 dengan suasana lebih 'menghibur', tanpa gontok-gontokan. Gak usah kesusu (buru-buru), masih ada waktu," tandasnya.

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.