Didorong DPC PDIP Ambil Formulir, Anas Masih Pikir-pikir

barometerjatim.com

POSISIKAN DIRI SEBAGAI PENDENGAR: Bupati Abdullah Azwar Anas, mengabdi di Banyuwangi tak kalah penting kendati cakupan kabupaten tak seluas Provinsi Jatim. | Foto: Barometerjatim.com/RADITYA DP

BANYUWANGI, Barometerjatim.com Dua hari lagi pendaftaran bakal Cagub/Cawagub Jatim lewat PDIP ditutup. Dari kandidat teratas, baru Wagub Jatim, Saifullah Yusuf (Gus Ipul) yang mendaftar. Sementara nama lain sekelas Mensos Khofifah Indar Parawansa, Walikota Surabaya Tri Rismaharini maupun Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas belum terlihat.

Baca juga: Bank Mandiri Taspen Tanam 450 Bibit Alpukat Aligator di Banyuwangi, Hasil Panen untuk Warga!

Azwar Anas, saat ditemui Barometerjatim.com di kediaman Ketua Tanfidziyah PCNU Banyuwangi, KH Masykur Ali di kompleks Ponpes Ibnu Sina, Kecamatan Genteng, Banyuwangi, Minggu (11/6) malam, mengakui ada dorongan dari sejumlah DPC agar dirinya ikut mendaftar lewat PDIP.

"Memang ada DPC PDIP yang meminta kami untuk mendaftar, ini masih kami pertimbangkan. Kita lihat saja nanti, ini saya juga lagi berkonsultasi dengan banyak pihak," katanya.

Baca juga: 15 Tahun Nabung dari Loper Koran, Warga Banyuwangi Naik Haji di Usia 88 Tahun!

Baca: Bersaing Sesama Kader NU, Kiai Hisyam Unggulkan Khofifah

Namun dia buru-buru menegaskan, baginya mengabdi di Banyuwangi tidak kalah dengan di Jatim. Kalau Jatim yang lebih luas membutuhkan? "Belum ada sih yang membutuhkan," candanya. "Kita lihat nanti sambil jalan."

Baca juga: Jenazah PMI Banyuwangi Akhirnya Dipulangkan dari Kamboja, Tangis Keluarga Pecah!

Selain masih ingin berkonsentrasi di Banyuwangi, saat ini Azwar Anas juga memilih lebih banyak mendengar. "Kan sudah ada senior-senior ini, ada Bu Khofifah, Gus Ipul dan lainnya. Jadi saya lebih banyak mendengar, masih dengar kanan-kiri," ujarnya.

Terkait kemungkinan persiangan kader NU di Pilgub Jatim 2018, Anas menegaskan justru itu membuktikan kalau potensi kaderisasi di NU sangat bagus. "Tapi saya kira sekarang tidak hanya NU atau bukan NU, melainkan akseptabilitas terhadap semua segmen itu penting. Jadi tidak bisa lagi NU atau bukan NU," tandasnya.

Editor : Redaksi

Sudut Pandang
Berita Populer
Berita Terbaru