1000 Kiai Madura Minta Presiden Restui Khofifah

MADURA BERSAMA KHOFIFAH: KH Mukhlis Muksin (lima dari kiri) bersama para tokoh Madura, Mensos Khofifah dan ribuan mahasiswa baru Universitas Trunojoyo. | Foto: Barometerjatim.com/RADITYA DP
BANGKALAN, Barometerjatim.com Seharian kemarin, Rabu (23/8), Mensos Khofifah Indar Parawansa dikabarkan menghadap Presiden Jokowi terkait Pilgub Jatim 2018. Meski hal tersebut dibantah Khofifah dengan menyebut pertemuan tak lebih untuk memaksimalkan RKAKL (Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga).
Menariknya, di saat Khofifah memilih 'tak banyak bicara' soal Pilgub Jatim 2018, dukungan dan dorongan agar perempuan yang juga Ketua Umum PP Muslimat NU itu untuk mencalonkan diri sebagai gubernur kian deras, mengalir dari berbagai wilayah di Jatim.
Dari Bangkalan, 1.000 ulama se-Madura bahkan telah mengumpulkan tanda tangan dukungan untuk diserahkan ke Presiden Jokowi agar memberi izin Khofifah running di Pilgub Jatim 2018.
Baca: Kunci Madura Jadi Provinsi, Khofifah Harus Gubernur Jatim
"1.000 tanda tangan kiai se-Madura sudah saya kantongi, tinggal tunggu moment yang tepat untuk menyerahkan. Kami ingin menyerahkan ke presiden lewat Bu Khofifah, rencananya September depan kalau tidak tanggal 8 ya 9," kata Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Al Anwar, Bangkalan, KH Mukhlis Muksin.
Tanggal tersebut dipilih, kata Kiai Mukhlis, karena para kiai yang membubuhkan tanda tangan sebagian besar baru pulang dari menunaikan ibadah haji.
"Insyaallah di tanggal itu sudah banyak yang pulang dari Tanah Suci. Kebetulan tanggal 7 Bu Khofifah juga sudah balik dari Makkah (menunaikan ibadah haji)," katanya.
Penyerahan tanda tangan, lanjutnya, akan dirangkai dengan dzikir kebangsaan "Hubbul Wathon" di Ponpes Al Anwar. "Kalau boleh nanti Bu Khofifah berkenan hadir, kita akan undang. Penyerahan akan dilakukan sekitar 10 kiai dari setiap kabupaten. Mereka akan menyerahkan sendiri biar puas," katanya.
Baca: Jarang-jarang Lihat Mensos Masak, Begini Keseruannya
Ketika ditegaskan 1.000 kiai itu "Kiai Kampung" atau "Kiai Pengasuh Pesantren", Kiai Mukhlis tidak mau berdebat soal terminologi tersebut.
"Hehe.. Kita ini kiai se-Madura. Saya melihat kiai kampung juga tidak eksis lagi karena banyak yang mengklaim, apalagi dari awal sudah mendua (soal dukungan Bacagub)," katanya.
"Jadi kita tak memposisikan itu, kiai kampung, kiai khos atau apalah. Terpenting beliau-beliau ini sepakat untuk memenangkan Bu Khofifah di Pilgub Jatim 2018," tegasnya.