Telepon Polisi Gadungan Renggut Nyawa Pensiunan PNS

KORBAN POLISI GADUNGAN: Suasana duka menyelimuti keluarga Sujianto yang meninggal gara-gara ditelepon polisi gadungan. | Foto: Barometerjatim.com/BAYAN AR
SURABAYA, Barometerjatim.com Waspadalah! Jangan mudah mempercayai perkataan dari penelepon yang tidak dikenal karena bisa berujung kematian. Hal itu menimpa Sujianto, warga Lidah Wetan, Lakarsantri, Surabaya.
Gara-gara menerima telepon dari polisi gadungan, pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur ini syok dan meninggal saat menyetir. Mobil Kijang yang dikendarainya baru berhenti setelah menabrak pohon di depan Gedung Wanita, Jalan Kalibokor, Senin (13/3).
Istri almarhum, Budi Retnowati menuturkan, suaminya meninggal akibat serangan jantung usai menerima telepon dari orang yang mengaku polisi. Dalam kondisi menyetir dia panik dan syok. "Penelepon itu mengatakan kalau Aditya, anak kami, ditangkap polisi karena kasus narkoba," kata di rumah duka.
Retno menambahkan, peristiwa terjadi saat Sujianto baru saja mengantar dirinya mengikuti seminar pendidikan anak berkebutuhan khusus di Gedung Wanita.
Belum lama saya mengikuti seminar kemudian ditelepon suami dan mengatakan ada polisi telepon yang mengabarkan penangkapan anak kami," ceritanya.
Mendapat kabar dari suaminya, Retno langsung menghubungi handphone Aditya yang ternyata tidak ditangkap polisi tapi tidur di rumah.
Meski sudah dikabari Aditya baik-baik saja, Sujianto tetap tak percaya dan mengajak istrinya segera ikut pulang. "Suami saya kalau dengar kabar soal anaknya pasti panik," katanya.
Menurut Retno, bukan sekali ini saja suaminya mendapat telepon tidak jelas. Dia bahkan hampir tertipu Rp 10 juta, namun berhasil dicegahnya sehingga upaya penipuan itu gagal.
Baca: Belum Tetapkan Tersangka, Polisi Tunggu Bukti Ilmiah
Menanggapi peristiwa tersebut, Kasubag Humas Polrestabes Surabaya, Kompol Lily Djafar mengimbau masyarakat agar tidak mudah percaya dengan telepon gelap yang mengatasnamakan polisi.
Ada banyak modus kejahatan yang sering dilakukan pelaku, termasuk lewat telepon gelap yang beredar," katanya.
Tak jarang, kata Lily, ada penipu yang mengatasnamakan polisi dan mengatakan anak korban ditangkap polisi, kemudian meminta uang tebusan dan macam-macam.
"Kami imbau masyarakat agar melakukan cek dan ricek dulu kalau mendapat telepon gelap, imbaunya.