Paradoks Jatim: Perceraian Tertinggi, Kebahagiaan Teratas

barometerjatim.com

UNTUK YATIM DAN DHUAFA: Mensos Khofifah Indar Parawansa memberikan santunan saat acara Bahagia Muharram bersama 4.000 Anak Yatim dan Dhuafa di Pondok Pesantren Sidogiri, Kabupaten Pasuruan, Sabtu (30/9). | Foto: Barometerjatim.com/ABDILLAH HR

PASURUAN, Barometerjatim.com Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa menyebut ada sesuatu yang paradoks di Jawa Timur. Catat baik-baik: Indeks kebahagiaannya tertinggi di Indonesia, namun angka perceraian juga tertinggi.

Baca juga: Survei: 75,1% Warga Jatim Sebut Kinerja Khofifah Belum Sesuai Harapan, Cenderung Seremonial!

"Ya, ada yang paradoks. Indeks kebahagiaannya tinggi tetapi di saat yang sama angka perceraiannya juga tertinggi," tandasnya usai menghadiri acara Bahagia Muharram bersama 4.000 Anak Yatim dan Dhuafa di Pondok Pesantren Sidogiri, Kabupaten Pasuruan, Sabtu (30/9).

Merujuk data Kementerian Sosial, indeks kebahagiaan Jawa Timur pada 2014 tercatat 68.7 atau tertinggi dari seluruh provinisi. Angka tersebut di atas Jawa Tengah (67.81) dan Jawa Barat (67.66).

Baca: Nikahsirri.com Prostitusi Terselubung Bermodus Agama

Namun indeks kebahagiaan ini berbanding lurus dengan angka perceraian. Lagi-lagi Jawa Timur mengungguli Jawa Tengah dan Jawa Barat. Sedangkan penyebab tertinggi perceraian masih berkutat pada persoalan 'klasik': Ekonomi, disusul tidak harmonis serta tidak bertanggung jawab.

JATIM TERTINGGI: Angka perceraian di Jawa Timur tertinggi di Indonesia, mengungguli Jawa Tengah dan Jawa Barat. | Grafis: Kemensos RI

Situasi ini sekaligus potret kalau perceraian masih didominasi perkara cerai gugat alias pihak perempuan yang paling banyak meminta mengakhiri ikatan pernikahan.

Baca juga: Setoran PAD Kecil! DPRD Jatim Minta PT PWU, PT JGU, dan PT AB Diaudit Khusus

Mengacu data Komnas Perempuan pada Buku Catatan Tahunan 2016 Edisi Launching 7 Maret 2016 yang dikutip Kementerian Sosial, dari 352.070 perkara perceraian yang masuk ke Pengadilan Agama (PA) pada 2015 terdapat 252.587 kasus perkara cerai gugat, disusul cerai talak (98.808 kasus) serta izin poligami (675).

Baca: Mensos Lepas Kapal Kemanusiaan ke Rohingya

Dalam skala kota, di Surabaya, misalnya, sebanyak 1.026 perkara perceraian diterima PA setempat selama Januari-Februari 2016. Rinciannya, cerai talak (337 perkara) dan cerai gugat (689 perkara).

PARADOKS: Indeks kebahagiaan Jawa Timur tertinggi di tengah angka percerian yang tertinggi pula. | Grafis: Kemensos RI

Baca juga: Target PAD dari BUMD Meleset, Komisi C ke Khofifah: Evaluasi Direksi-Komisaris!

Khofifah yang juga Ketua Umum PP Muslimat NU menambahkan, sebenarnya sejak tiga tahun lalu lewat layanan Keluarga Maslahah bentukan Muslimat NU sudah membahas paradoks pasutri ini dan akan lebih dimantapkan lagi pelayanannya.

Baca: Khofifah Merajut Kebangsaan Bersama Santri dan Slanker

Sebab, dalam sejumlah kasus sebetulnya perceraian bisa dicegah apabila mediasi dan konsultasi berjalan dengan baik. Bagaimanapun problem selanjutnya akibat perceraian yakni anak-anak.

"Kok kadang ada suami-istri datang ke PA naik becak bareng, tetapi putusannya cerai," tuntas Khofifah.

Editor : Redaksi

Sudut Pandang
Berita Populer
Berita Terbaru