Ketua Umum PBNU: Kartanu Itu Dholim Pembuatannya Kita Hentikan Segera

barometerjatim.com

MORATORIUM KARTANU: Gus Yahya saat berceramah di kantor Pengurus Cabang NU (PCNU) Kabupaten Kediri. | Foto: IST

KEDIRI, Barometerjatim.com Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya menghentikan pembuatan Kartu Tanda Anggota NU (Kartanu), terutama yang dibuat secara online. Lho, kenapa?

Baca juga: PBNU 'Cawe-cawe' di Kongres Muslimat NU, Gus Hans: Mestinya Khofifah Berterima Kasih!

Saya sebetulnya kurang setuju dengan Kartanu, karena Kartanu itu dholim (zalim), katanya saat mengunjungi kantor PCNU Kabupaten Kediri, Minggu (6/3/2022) malam yang ditayangkan secara online.

Di mana letak zalimnya? Menurut Gus Yahya, warga disuruh membayar dan dapat kartu tapi tidak mendapat keuntungan karena kartunya tidak bisa dipakai apa-apa. Padahal kalau ada momen tertentu, mereka diklaim untuk mendapat keuntungan eksklusif dari apakah organisasi atau sekelompok orang.

Misalnya ada Pilkada: Oh kita punya anggota sekian ribu, ini terdaftar kartunya. Padahal anggotanya enggak dapat apa-apa, yang dapat ya tim sukses, kata Gus Yahya yang disambut ger-geran hadirin.

Maka menurut saya, kedholiman ini harus diakhiri, dan kita harus mengembangkan sistem kewargaan berdasarkan maslahat yang diterima. Orang yang ikut di dalam pusaran kegiatan NU, ini harus sungguh-sungguh menerima maslahat yang nyata dari NU, tandasnya.

Sistem yang akan dibuat, lanjut Gus Yahya, nanti semacam yang dilakukan minimarket yakni ada kartu pelanggan. Mereka yang bikin kartu perlanggan bisa mendapatkan keuntungan, misalnya harga lebih murah dan seterusnya.

Baca juga: 24 Tahun Jadi Ketum PP Muslimat NU Akhirnya Khofifah Lengser, Bergeser ke Dewan Pembina!

Kita nanti bikin gitu. Ada pelanggan rumah sakit NU, ada peserta lembaga pendidikan NU, gitu-gitu, tapi manfaatnya jelas. Dia mendapat insentif, benefit yang jelas dari keikutsertaan dari partisipasi ke-NU-an. Ini yang ingin kita bangun ke depan, terang Gus Yahya.

Maka kita katakan, bahwa pembuatan Kartanu, terutama secara online, kita hentikan segera. Kita sudah umumkan kemarin, kita lakukan moratorium pembuatan Kartanu secara online, sambungnya.

Sebab, kalau secara online, semua orang bisa membikin Kartanu, meskipun orang tersebut bukan warga NU, mengingat sistem pengecekananya tidak jelas. Maka kita hentikan segera, walaupun sudah ada perusahaan yang mengelola itu, tapi bukan perusahaan NU, katanya.

Gus Yahya juga menegaskan, siapa saja yang mendapatkan Kartanu secara online dari website tersebut, maka itu Kartanu tidak sah walaupun di situ ada tanda tangan Gus Yahya dan Rais Aam, KH Miftachul Akhyar.

Baca juga: VIDEO: Gus Yahya Menyala! Sebut Kumpulan Kiai NU yang Serukan MLB Pengangguran

Karena tanda tangan bisa di-scan dan dicetak. Kita nanti akan bikin tanda tangan digital yang di situ ada kodenya, sehingga kalau di-scan keluar kodenya. Kalau enggak ada kode berarti palsu, tuntasnya.

» Baca berita terkait Nahdlatul Ulama. Baca juga tulisan terukur lainnya Dhani Kusuma.

Editor : Redaksi

Sudut Pandang
Berita Populer
Berita Terbaru