BERPOTENSI DIRUGIKAN: Halim Iskandar, bakal pencalonannya di Pilgub Jatim 2018 bisa dirugikan akibat konflik DPC PKB Kabupaten Blitar. | Foto: Barometerjatim.com/DOK
BLITAR, Barometerjatim.com Konflik di internal DPC PKB Kabupaten Blitar atas hasil Musyawarah Cabang (Muscab) ke-4 kian meruncing. Kondisi ini dinilai merugikan Abdul Halim Iskandar yang akan maju sebagai bakal calon gubernur di Pilgub Jatim 2018.
Baca juga: Wamendagri Panasi Emil-Eri Maju Pilgub Jatim 2029: Bisa Bersanding atau Bertanding!
"Itu akan mengendurkan kekuatan Pak Halim di Kabupaten Blitar, ditambah lagi basis massa Muslimat NU yang cenderung sangat dekat dengan Maskur selaku pihak yang dirugikan atas hasil Muscab ke-4," nilai Pengamat Politik dan Dosen Sospol Universitas Islam Balitar, Abdul Aziz pada wartawan, Jumat (19/5).
Seperti diberitakan, konflik atas hasil Muscab ke-4 DPC PKB Kabupaten Blitar menetapkan Abdul Munif sebagai ketua terpilih.
"Seharusnya Muscab ke-4 menjadi momen konsolidasi Pak Halim untuk merapatkan barisan. Namun yang terjadi malah sebaliknya, perpecahan dan ini sangat merugikan," ucapnya.
Baca juga: VIDEO: Diuji Pidato di Depan Khofifah, Emil Dardak Masih Saja Ndredeg!
Baca: Tolak Hasil Muscab, 14 DPAC Layangkan Tuntutan ke DPW
Abdul Aziz menambahkan, publik akan lebih banyak bersimpati dan berempati pada Maskur yang didukung 14 DPAC namun kekuatan mayoritas justru dikalahkan.
Baca juga: VIDEO: Saling Lempar "Ubur-ubur Ikan Lele" di Penetapan Khofifah-Emil
Kondisi ini, lanjutnya, akan membuat image bahwa demokratisasi di PKB belum berjalan maksimal. Selain itu, tuntutan ke-14 DPAC semakin meyakinkan publik bahwa Maskur adalah 'korban' hasil Muscab.
"Saya kira Pak Halim harus segera turun tangan mengatasi konflik ini, agar tidak merugikan dirinya dan menindak pihak yang 'bermain'. Selain itu agar basis massa tidak menarik dukungannya baik kepada PKB maupun Pak Halim," paparnya.
Editor : Redaksi