
SURABAYA, Barometerjatim.com Langkah preventif agar tidak membuang sampah popok di sungai tak hanya ditekankan kepada masyarakat, Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa juga meminta perusahaan produksi popok ikut bertanggung jawab.
Baca juga: Orang Miskin di Pamekasan Masih 123,46 Ribu, Khofifah Gelontorkan Bansos Rp 6,37 M!
"Tidak hanya langkah preventif dari masyarakat, tapi juga dari perusahaan. Harus ada tanggung jawab dari yang memproduksi," kata Khofifah usai menyusuri sungai dalam kegiatan Adopsi Sungai Brantas Stop Buang Sampah Popok di Sungai, Minggu (17/2/2019).
Perusahaan yang memproduksi, tandas Khofifah, harus bertanggung jawab untuk membersihkan sungai, sekaligus memberikan fasilitasi kontainer di sepanjang Sungai Brantas. "Jadi di pingir-pinggir sungai harus dikasih kontainer," katanya.
"Saya ingin mengajak masyarakat bersawadaya, perusahaan-perusahan menyiapkan CSR-nya untuk kontainer sebanyak mungkin. Supaya semakin banyak yang terjangkau semakin bagus," sambut mantan Menteri Sosial itu.
Begitu pula Relawan Jogo Kali, akan digerakkan secara regional. "Maka nanti tiap minggu, apakah gubernur atau wakil gubernur atau bersama-sama di tempat lain akan turun. Kita ingin terus menggerakkan masyarakat menjadi bagian dari penguatan Relawan Jogo Kali," jelasnya.
Nah, tandas Khofifah, pada saat yang sama harus ada penguatan MoU antara Pemprov, Pemkot Surabaya, Pemkab Gresik dan Pemkab Sidoarjo, untuk sama-sama bertanggung jawab dalam pengangkutan sampah.
"Kalau misalnya ada kontainer di RT RW siapa yang ngangkut. Jadi harus menjadi tanggung jawab bersama, untuk bersama-bersama berkomitmen memang harus hidup bersih. Jangan sampai masyarakat enggak punya opsi dan akhirnya membuang sampah popok ke sungai kembali," katanya.
Baca juga: Khofifah Janjikan PAD Rp 150 Miliar dari BPR Jatim, Komisi C: Bisnis Harus Rasional!
Gandeng Perguruan Tinggi

Selain itu, Khofifah akan mengajak para rektor agar menggerakkan salah satu tugas KKN mahasiswanya untuk membersihkan sungai atau peduli lingkungan.
"Intinya bahwa dari sungai yang bersih atau tidak bersih, bisa diriset oleh lembaga-lembaga penelitian dan pengembangan di berbagai perguruan tinggi," katanya.
Baca juga: Minta Suntikan Modal Rp 500 M, Komisi C Bakal 'Kuliti' Rencana Bisnis BPR Jatim!
Kalau hal itu menjadi awareness (kesadaran) bersama, Khofifah optimistis dalam waktu tak terlalu lama, katakan tahun depan, Jatim sudah punya wisata sungai, khususnya di daerah hilir Sungai Brantas.
"Kalau kita punya wisata sungai, maka orang di sepanjang sungai mungkin bisa menikmati speed boat lewat dan sebagainya. Kemudian ada semacam rest area dan warga bisa jualan apa. Lingkungan pun menjadi bersih, ada kesejahteraan dan nilai tambah itu pasti," pungkasnya.
ยป Baca Berita Terkait Khofifah, Pemprov Jatim
Editor : Redaksi