Dari Jatim, Khofifah Gagas Kongres Pemuda Kampung

barometerjatim.com

PRODUK KAMPUNG: Khofifah mencicipi produk yang dikembangkan warga Kampung Lawas Maspati, Surabaya. | Foto: Barometerjatim.com/ROY HASIBUAN

SURABAYA, Barometerjatim.com Dari kampung, ketahanan bangsa, sosial, budaya maupun pangan dibangun. Untuk merevitalisasi, Gubernur Jatim terpilih 2019-2024, Khofifah Indar Parawansa menggagas Kongres Pemuda Kampung yang dimulai dari Jatim.

Baca juga: Orang Miskin di Pamekasan Masih 123,46 Ribu, Khofifah Gelontorkan Bansos Rp 6,37 M!

Gagasan ini, sekaligus wujud dari program Nawa Bhakti Satya Khofifah-Emil Elestianto Dardak yang tertuang dalam bhakti kesembilan, yakni Jatim Harmoni.

"Kalau dulu pernah ada Kongres Pemuda Indonesia, maka sekarang tidak kalah pentingnya yakni merekatkan tali persaudaraan maupun persatuan itu justru dari kampung-kampung," kata Khofifah di Surabaya, Rabu (24/10).

Baca: Hari Santri, Khofifah Napak Tilas di Kampung Lawas Maspati

"Revitalisasi semangat Sumpah Pemuda memang harus dimulai dari unit paling kecil. Kalau dulu kan Sumpah Pemuda Indonesia, jadi unit pemuda paling kecil-kecil ya kampung," tandasnya.

Dari kampung inilah, kata Khofifah, akan muncul solidaritas kebangsaan yang baik dan ketahanan grassroot bangsa dibangun. "Jadi jangan cerita ketahanan nasional itu pada elite-elitenya saja," katanya.

Kampung, tambah perempuan yang juga ketua umum PP Muslimat NU itu, "Menjadi sangat sesuatu bagi sangat banyak hal. Apakah ketahanan nasional, ketahanan bangsa, termasuk ketahanan pangan dan budaya."

Baca juga: Khofifah Janjikan PAD Rp 150 Miliar dari BPR Jatim, Komisi C: Bisnis Harus Rasional!

Lebih Fleksibel

OMAH TUA: Khofifah melihat-lihat Omah Tua (The House of History) yang dibangun pada 1907 di Kampung Lawas Maspati. | Foto: Barometerjatim.com/ROY HASIBUANOMAH TUA: Khofifah melihat-lihat Omah Tua (The House of History) yang dibangun pada 1907 di Kampung Lawas Maspati. | Foto: Barometerjatim.com/ROY HASIBUAN OMAH TUA: Khofifah melihat-lihat Omah Tua (The House of History) yang dibangun pada 1907 di Kampung Lawas Maspati. | Foto: Barometerjatim.com/ROY HASIBUAN

Istilah kampung, menurut Khofifah juga lebih fleksibel karena tidak sekadar di lingkup desa atau kelurahan. Tapi bisa pula Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW), antardesa atau antarkelurahan.

"Kalau di Kemensos itu ada KSB (Kampung Siaga Bencana), karena KSB bisa saja RW, desa, kelurahan atau gabungan kelurahan dan desa," ucap mantan Menteri Sosial tersebut.

Baca juga: Minta Suntikan Modal Rp 500 M, Komisi C Bakal 'Kuliti' Rencana Bisnis BPR Jatim!

Kongres Pemuda Kampung, tegas Khofifah, memungkinkan kalau dimulai tahun depan di Jatim. Lewat kongres ini, para pemuda bisa menginisiasi apa saja yang prositif, inovatif dan produktif.

Baca: Pembakaran Bendera di Garut, Khofifah: Serahkan ke Polisi

Misalnya menginisiasi kampung bersih, solidaritas sosial kampung, taman bacaan atau ekonomi kreatif. "Lalu dia membangun keberagaman dalam sebuah sistem yang harmoni. Makanya ini bisa masuk (program) Jatim Harmoni," tandasnya.

Soal teknis kongres, kepanitiaan bisa dari organisasi kepemudaan, termasuk KNPI atau bahkan HIPMI. Sedangkan peserta adalah utusan yang dikirim masing-masing kabupaten/kota berdasarkan usulan dari dinas, elemen masyarakat, maupun camat.

Editor : Redaksi

Sudut Pandang
Berita Populer
Berita Terbaru