Merasa Tertipu Garam Lokal, PT GAS Berharap Garam Impor

barometerjatim.com

EVALUASI-UJI KELAYAKAN: Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Gresik, Firman Abdullah (kiri) bersama tim dan Polres Gresik melakukan evaluasi dan uji kelayakan izin produksi PT GAS, Jumat (18/8). | Foto: Barometerjatim.com/BAYAN AP

GRESIK, Barometerjatim.com Ibarat pepatah: Sudah jatuh, tertimpa tangga lagi. Begitu yang dialami PT Grasindo Aneka Sejahtera (GAS), produsen garam merek Ibu Bijak asal Gresik, Jawa Timur.

Baca juga: Prabowo: Jatim Lebih Besar dari Malaysia, Ibu Khofifah Cocoknya Jadi Perdana Menteri!

Selain ikut menjadi korban hoax terkait garam campur kaca di Lamongan, perusahaan milik Yohanes Sugiharto ini berhenti produksi usai Hari Raya Idul Fitri lalu.

Di tengah kelangkaan garam nasional, PT GAS sebenarnya mengharapkan pasokan garam impor dari PT Garam. Tapi ternyata tidak didapat. Terpaksa, untuk bisa kembali meproduksi garam beryodium, PT GAS mengambil garam lokal dari petani garam di Pamekasan, Madura.

Juli lalu, ribuan ton garam lokal asal Pamekasan masuk gudang. Bahkan kemarin, dua truk garam dari Madura juga sudah sampai ke pemesannya. Sayang, garam yang terlanjur dibeli, kualitasnya jelek. Kadar airnya terlalu tinggi dan tidak bisa diolah menjadi garam beryodium yang biasa dikonsumsi rumah tangga.

Karena kondisi inilah, Yohanes mengharapkan rekomendasi dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Gresik agar bisa mendatangkan garam impor dari PT Garam. Sehingga, bisa kembali produksi setelah vakum lama.

Baca: Isu Garam Kaca Viral di Medsos, PT SLM Lapor Polda Jatim

Yang dikelola (PT GAS) itu tidak ada. Dia punya lokal, tapi tidak fungsi untuk dikelola karena kadar airnya tinggi, kata Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Gresik, Firman Abdullah usai menggelar survei ke gudang PT GAS, Jumat (18/8).

Firman menandaskan, "Garam impor sudah datang di Segoro Madu (Gresik), tinggal merealisasikannya. Realisasinya ya menunggu rekomendasi dari Disperindak. Kalau yang mendistribusikan tetap PT Garam.

Untuk mendapat rekomendasi, lanjut Firman,  perlu evaluasi dan uji materi dari tim yang dibentuk Disperindag. Disperindag melakukan evaluasi bersama tim untuk menguji kelayakan masing-masing izinnya. Masih hidup apa nggak, dan masih berlaku apa tidak? Tadi saya uji masih berlaku semua, tandasnya.

Baca juga: Gelar Pelatihan di Gresik, Kowarteg Ganjar Ajari Ibu-ibu Bikin Brownies Lumer

Kadar Air Tinggi

PT GAS menjelaskan, tingkat unit pengelolan garam merek Ibu Bijak, termasuk merek Rencong Aceh yang diproduksinya sejak 12 tahun silam, oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) diberi nilai A alias sangat layak atau baik sekali.

Tapi nyatanya belum mendapat pasokan garam impor. Pengajuan sudah sering, tapi garam (impor) belum datang. Sementara kalau kita paksaan produksi garam (lokal) yang kualitasnya jelek, ya tidak bisa diproduksi, keluh Yohanes.

Dia mencontohkan garam lokal yang dibeli dari petani garam di Pamekasan, garam tersebut belum waktunya dipanen tapi dipaksakan panen.

Masalah kelangkaan garam ini tergantung petani. Meski kondisi garam langka, mereka (petani) tetap akan bilang sudah panen. Padahal belum waktunya di panen, ungkapnya.

Baca juga: East Java Heritage Expo, Adhy Karyono Harap Jatim Dapat Jadi Pusat Peradaban Islam Dunia Modern

Baca: 6 Merek Diuji, BPOM: Garam Campur Kaca Hoax

Garam yang terlalu dini dipanen, tambahnya, kadar airnya tinggi, atau garam dengan umur tiga hari tidak mungkin bisa diolah menjadi garam beryodium dengan kualitas terbaik. Biasanya kadar garam bagus umurnya 10 sampai 15 hari dan rata-rata 12 hari. Itu masih bisa diolah.

Kalau umur garam terlalu muda dan dipaksakan diolah, hasilnya kurang bagus, dan garamnya akan berwarna hitam. Sementara garam yang diproduksi PT GAS terkenal dengan tekstur keras dan berbentuk kristal putih.

Karena kan basah sekali garamnya. Kalau saya paksakan, saya keringkan itu nanti jadinya hitam-hitam, tidak bagus. Maka langkah pemerintah untuk impor ini sudah benar, tandasnya, sembari berharap mendapat pasokan garam impor 5 ribu ton dari PT Garam hingga Desember mendatang.

Editor : Redaksi

Sudut Pandang
Berita Populer
Berita Terbaru