POHON TUMBANG: Hujan deras bercampur angin di Surabaya membuat sejumlah pohon tumbang, Senin (6/1/2020). | Foto: IST
SURABAYA, Barometerjatim.com Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) akan menerapkan Teknik Modifikasi Cuaca (TMC). Cara ini untuk menurunkan intensitas curah hujan di Jatim, agar Jatim tidak mengalami banjir parah seperti di Jakarta.
Baca juga: Kota Babat Lamongan Langganan Banjir, Warga: Puluhan Tahun Tak Ada Solusi Berarti!
"Hujan dengan intensitas 150 mm per detik itu sudah dianggap tinggi. Nah ini sudah mencapai 300 mm per detik (yang terjadi di Jakarta)," kata Kepala Pelaksana BPBD Jatim, Suban Wahyudiono di kantornya, Selasa (7/1/2020).
Penerapan TMC ini, menurut Subhan, lebih pada mengalihkan hujan yakni dengan memecah konsentrasi awan cumulonimbus, bukan sampai menghilangkan.
Teknisnya, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) akan mengintervensi awan cumulonimbus yang berpotensi menurunkan hujan dengan intensitas tinggi, dengan cara penyemaian garam.Garam khusus dari BPPT, lanjut Subhan, akan disemai dengan pesawat udara milik TNI AU agar awan beralih ke arah laut. Dengan demikian, intensitas hujan yang turun di wilayah penduduk berkurang. Teknik ini membuat intensitas hujan rendah namun durasinya lama.
"Kalau di musim kemarau, teknik ini dilakukan untuk menurunkan hujan. Nah di musim penghujan, teknik ini bertujuan untuk menyebar awan hujan sehingga turun sepanjang hari tapi tidak langsung tinggi," katanya.
Kewenangan pelaksanaan TMC ini, kata Suban, ada di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).Baca juga: Eri Cahyadi Buka-bukaan soal APBD Surabaya: Rp 12,3 T Mungkin Tampak Besar, Nyatanya..
"BNPB yang punya peran. Saya hanya ikut rapat kemarin dan baru tahu kalau sudah ada pelaksanaan TMC ini supaya banjir di Jakarta (dan sejumlah wilayah di Jawa Barat) tidak terjadi lagi," ujarnya.
Sementara Sekdaprov Jatim, Heru Tjahjono saat di kantor BPBD Jatim menuturkan, selain berkoordinasi dengan pusat, Pemprov Jatim sudah melakukan kesiapsiagaan sampai ke tingkat 38 kabupaten/kota di Jatim.
Sejak Desember lalu, Gubernur Khofifah Indar Parawansa bahkan sudah bersurat kepada bupati dan wali kota di Jatim agar menyiapkan diri dan bersiaga untuk menanggulangi terjadinya bencana.Pemprov juga telah mengerahkan seluruh Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) yang ada di sejumlah daerah, untuk mengkoordinasikan tentang kesiapsiagaan tersebut.
Baca juga: Bangli Menjamur di Sungai Kalianak, DPRD Surabaya: Lurah-Camat Harus Tanggung Jawab!
"Kami juga punya call center yang siap dihubungi 24 jam, ditelepon, dimintai pendapat, dimintai tolong, untuk melakukan penanganan bencana. Kami siap datang setiap saat," ujarnya.
» Baca Berita Terkait BPBD Jatim
Editor : Redaksi