KHOFIFAH DI HAUL GUS DUR: Khofifah Indar Parawansa berbincang dengan istri almaghfurlah Gus Dur, Nyai Hj Nyai Shinta Nuriyah Wahid, Jumat (22/12) malam. | Foto: Barometerjatim.com/ROY HASIBUAN
JAKARTA, Barometerjatim.com Seolah tak punya lelah. Baru Jumat (22/12) sore tadi melakukan kunjungan kerja di Surabaya, malam hari ini Mensos yang juga Ketua Umum PP Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa menghadiri sewindu haul KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
Baca juga: PT DABN Dituding Sarat Sekongkol, Kejati Jatim Didesak Periksa Dirut Hadi Mulyo Utomo!
Lantaran jalan dijubeli jamaah, Khofifah memilih jalan kaki sekitar 1 kilometer untuk tiba di kediaman almaghfurlah Gus Dur di Ciganjur, Jakarta Selatan. Sepanjang jalan, kehadiran Khoffah dielu-elukan jamaah, termasuk ibu-ibu Muslimat NU.
Dengan senyum ramah dan menyampaikan salam, Khofifah menyalami para jamaah. "Assalamu'alaikum, apa kabar Bu? Sehat-sehat nggih," sapa Khofifah kepada jamaah.
Baca: Keputusan Gelar Pahlawan Gus Dur di Tangan Jokowi
Ada sekitar 5.000 warga memadati halaman luar kediaman Gus Dur. Mereka tidak bisa masuk ke kediaman karena penuh sesak jamaah yang ingin mendengarkan testimoni dari para tokoh maupun sahabat Gus Dur.
Baca juga: Bank Jatim Raih Predikat Excellent, Laba Bersih 2024 Sukses Capai Rp 1,28 Triliun
Selain Khofifah, mereka yang hadir di antaranya mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) TNI Gatot Nurmantyo, KH Mustafa Bisri (Gus Mus), KH Said Aqil Siroj serta Mahfud MD.
Putri Gus Dur Alissa Wahid menuturkan, acara utama haul ke-8 Gus Dur ini adalah tahlil dan doa. Kemudian taushiyah dari KH Mustafa Bisri dan KH Sanusi Baco.
Baca: Setelah Tujuh Tahun, Wasiat Gus Dur ke Khofifah Terpenuhi
Baca juga: Khofifah Tolak Istilah Anak Nakal, Advokat: Giliran Jatim Dihantam Korupsi Bungkam!
Alissa berharap haul bertajuk 'Semua Demi Bangsa dan Negara' tersebut dapat mengenang jasa-jasa dan pemikiran Gus Dur selama hidupnya, tentang nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan yang menjadi konsen pemikiran dan perjuangannya.
"Misalnya sikap Gus Dur yang terbuka, adil, setara dalam mensikapi hubungan antarorang antarkelompok. Gus Dur mengabdikan hidupnya penuh untuk Islam dan Indonesia, untuk kemaslahatan manusianya," katanya.
Editor : Redaksi