SURABAYA | Barometer Jatim – Upaya pelestarian aksara Jawa diharapkan terus dilaksanakan secara masif, sehingga masyarakat internasional bisa lebih mengetahui beragam kekayaan budaya yang dimiliki oleh Indonesia.
Hal itu disampaikan Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, AH Thony dalam keterangan di Surabaya, Selasa (7/5/2024.)
Baca juga: Dicopot dari Ketua PDIP Surabaya, Ini Nasib Adi Sutarwijono sebagai Ketua DPRD!
Dia mengatakan, memperbanyak kegiatan pertukaran budaya bisa menjadi jalur yang bisa ditempuh, seperti Kelas Menulis Aksara Jawa oleh Puri Aksara Rajapatni di Museum Pendidikan setempat.
"Akulturasi kebudayaan ini memang menjadi bagian dari kegiatan positif, tujuan untuk saling mengenalkan dan memperkaya budaya masing-masing," katanya.
Melalui kegiatan semacam itu, menurut Thony, aksara Jawa bisa lebih luas dikenal karena peserta tak hanya dari dalam negeri namun masyarakat internasional yang menetap di Kota Surabaya, baik itu para pekerja maupun mahasiswa pertukaran pelajar antarnegara.
Karena itu, Thony menegaskan keberadaan masyarakat internasional di Kota Surabaya harus benar-benar bisa dimanfaatkan oleh pemerintah setempat untuk memasifkan pengenalan aksara Jawa sebagai warisan kebudayaan bangsa Indonesia.
Baca juga: RPJMD Surabaya 2025-2029 Fokus pada Transformasi Menuju Kota Berkelanjutan
Dia optimistis jika antarmasyarakat internasional saling mengenal perbedaan budaya yang dimiliki masing-masing negara, maka toleransi bisa semakin tertanam. Dampaknya adalah hubungan antar bangsa di dunia menjadi lebih kuat dan solid.
"Ini kolaborasi harmoni mengenal lebih dekat budaya masing-masing. Perekat budaya lewat aksara Jawa," ujarnya.
Tak hanya itu, Thony juga menyatakan bahwa melalui agenda pertukaran budaya masyarakat dalam negeri bisa membuka dan meningkatkan wawasan soal kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa lain.
Baca juga: DPRD Surabaya Usul Anggaran RS Surabaya Selatan Rp 305 M Digeser ke RSUD BDH
"Kita juga harus belajar budaya orang Jepang yang memiliki ketekunan, istiqomah, totalitas. Huruf kanji, hiragana, dan kemudian juga ada katakan dikenalkan oleh Jepang. Sedangkan Jawa mengenalkan aksaranya," ucapnya.{*}
| Baca berita DPRD Surabaya. Baca tulisan terukur Andriansyah | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur
Editor : Redaksi