RAPAT KERJA: Gubernur Soekarwo memimpin rapat kerja dengan kepala OPD tentang Pembahasan Prioritas dan Fokus RAPBD 2018 dalam mendukung IKU 2018. | Foto: Ist
Pertumbuhan ekonomi Jatim selalu di atas rata-rata nasional. Namun masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan agar perekonomian terus meningkat. 'Jurus' apa yang disiapkan Gubernur Soekarwo untuk mengungkit perekonomian tahun depan?
MENJELANG 2018, Gubernur Soekarwo memaparkan langkah-langkah prioritas Pemprov Jawa Timur dalam mengungkit perekonomian Jatim tahun depan.Paparan disampaikannya di Ruang Pertemuan Lantai 8 Kantor Gubernur Jatim, Jl Pahlawan 110, Surabaya, Senin (9/10), bertajuk "Rapat Kerja Gubernur dengan Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) tentang Pembahasan Prioritas dan Fokus RAPBD 2018 dalam mendukung Indikator Kinerja Utama (IKU) 2018".
Baca juga: Khofifah Tolak Istilah Anak Nakal, Advokat: Giliran Jatim Dihantam Korupsi Bungkam!
Paparan ini akan menjadi arahan bagi para Kepala OPD di jajaran Pemprov Jatim dalam menyusun program-program kerjanya pada 2018.
Langkah-langkah strategis yang akan ditempuh gubernur tahun 2018, terutama pembangunan bidang infrastruktur, pertanian, peningkatan kualitas sumber daya manusia, penanggulangan kemiskinan dan efisiensi pembiayaan.
Diakui Pakde Karwo -- sapaan Soekarwo -- pertumbuhan ekonomi Jatim selalu di atas rata-rata nasional. Pada Semester I/2017 pertumbuhan ekonomi Jatim 5,21 persen atau lebih tinggi dari rata-rata nasional 5,01 persen.
Meskipun demikian, masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan agar perekonomian Jatim terus meningkat, terutama dalam kondisi ekonomi stagnan saat ini, ujarnya.
Baca: Di Hadapan Presiden, Pakde Karwo Curhat Soal Siswa Diniyah
Di bidang infrastruktur, lanjutnya, Pemprov Jatim ingin mewujudkan semua wilayah terhubung oleh transportasi di antaranya pembangunan jalan tol dan jalan provinsi, pembangunan jalur ganda kereta api (double track), pengembangan dan pembangunan bandara dan pengembangan pelabuhan.
Apabila semua jalur transportasi terhubung, maka perekonomian Jatim akan meningkat dengan cepat. Secara tidak langsung tingkat kesejahteraan masyarakatnya ikut terungkit, jelas Soekarwo.
Optimalisasi Nilai Tambah
Di bidang pertanian, Pemprov Jatim akan mengoptimalisasikan nilai tambah untuk budidaya pertanian. Di antaranya di sektor pertanian tanaman pangan dengan intensifikasi dan mekanisasi pertanian dari hulu sampai hilir, serta peningkatan indeks pertanaman dari 1,86 menjadi 2,49 pada 2018.
Baca juga: Khofifah Tak Suka Dibandingkan dengan KDM, Tak Setuju dengan Sebutan Anak Nakal!
Selanjutnya, di sektor perkebunan mengolah bahan baku kakao menjadi tepung untuk memberikan nilai tambah 1.523 persen, pengolahan biji kopi arabika menjadi tepung kopi yang memberikan nilai tambah 183 persen.
Baca: Kasus Suap, Eks Kadistan Jatim Dituntut 2 Tahun Penjara
Demikian pula di sektor perikanan dengan budidaya udang vanamei yang memberikan nilai tambah 656,03 persen, serta budidaya ikan lele yang memberikan nilai tambah 93,57 persen.
Selanjutnya, Pemprov Jatim juga berupaya meningkatkan sumber daya manusia melalui dua cara yakni di sektor formal SMK menjadi filial fakultas di universitas. Di sektor non formal melalui SMK mini dan Balai latihan kerja.
5 LANGKAH UNGKIT PEREKONOMIAN
Baca juga: Bahlil Rayu Emil Dardak, Gabung Golkar kalau Sudah Tak Nyaman di Demokrat!
Infrastruktur Mewujudkan semua wilayah terhubung oleh transportasi. Mulai pembangunan jalan tol dan jalan provinsi, pembangunan jalur ganda kereta api (double track), pengembangan dan pembangunan bandara serta pengembangan pelabuhan.
Pertanian Optimalisasi nilai tambah untuk budidaya pertanian di sektor pangan dengan intensifikasi dan mekanisasi pertanian dari hulu sampai hilir, peningkatan indeks pertanaman dari 1,86 menjadi 2,49.
Perkebunan Mengolah bahan baku kakao menjadi tepung untuk memberikan nilai tambah 1.523 persen, pengolahan biji kopi arabika menjadi tepung kopi yang memberikan nilai tambah 183 persen.
Perikanan Budidaya udang vanamei yang memberikan nilai tambah 656,03 persen, serta budidaya ikan lele yang memberikan nilai tambah 93,57 persen.
Peningkatan SDM Di sektor formal SMK menjadi filial fakultas di universitas. Di sektor non formal melalui SMK mini dan Balai latihan kerja.
Editor : Redaksi