Hadiri Malam Tahlil Tujuh Hari Cak Sapari, Gus Hans Disuguhi Cerita Arloji Nakal

Reporter : Roy Hasibuan
SAMBUTAN HANGAT: Kehadiran Gus Hans disambut hangat keluarga Cak Sapari. | Foto: Barometerjatim.com/ROY HS

SURABAYA, Barometerjatim.com - Ketua Gerakan Nasional Anti Narkoba Majelis Ulama Indonesia (GNAN MUI) Jatim, KH Zahrul Azhar Asumta menghadiri malam tahlil tujuh hari seniman ludruk Sapari Suhendra alias Cak Sapari, Selasa (20/9/2022).

Tiba di rumah duka, Jalan Simo Mulyo Baru Surabaya, kiai muda yang akrab disapa Gus Hans itu langsung membaur bersama ratusan warga, mendoakan Cak Sapari yang meninggal dunia akibat sakit, Kamis (15/9/2022).

Baca juga: Puncak HJKS ke-731, Yuk! Nonton Konser Gratis di Balai Kota Surabaya

Usai tahlil, Gus Hans melakukan silaturahmi sekaligus takziah dan disambut keluarga besar Cak Sapari serta seniman lawak Djadi Galajapo. Mereka kemudian berbincang lesehan di teras rumah.

Suasana terlihat hangat, terlebih dalam perbincangan Gus Hans banyak mendapat cerita terkait 'kenakalan' Cak Sapari di masa lalu dari istrinya, Suryaningsih. Salah satunya soal kisah arloji. "Waktu mendekati saya dulu, dia pura-pura betulin arloji, kan bapak saya tukang arloji," kenang Suryaningsih.

"Tapi dia pura-pura saja, karena arlojinya memang tidak rusak. Nakal, arloji jadi alasan," sambungnya yang disambut senyum Gus Hans, Djadi, dan yang hadir lainnya.

Gus Hans lantas menanyakan siapa penerus Cak Sapari untuk melestarikan kesenian ludruk, Suryaningsih menyebut nama anaknya yang ketiga, Yuli. Dari pernikahannya dengan Cak Sapari, dia dikaruniahi lima anak, yakni Anwar, Dani, Yuli, Juniadi, dan Pendik.

Seniman yang Konsisten

Baca juga: Eri Cahyadi: Mau Lihat Karakter Orang Surabaya, Nontonlah Kartolo Numpak Terang Bulan!

BANYAK CERITA: Gus Hans silaturahmi dan takziah ke keluarga Cak Sapari. | Foto: Barometerjatim.com/ISTBANYAK CERITA: Gus Hans silaturahmi dan takziah ke keluarga Cak Sapari. | Foto: Barometerjatim.com/IST

Usai mengikuti tahlil dan takziah, Gus Hans menuturkan sebenarnya sejak hari pemakaman Cak Sapari, dirinya sudah berencana datang tapi baru berkesempatan bisa takziah di hari ketujuh.

"Saya memerlukan hadir untuk menghormati karya-karyanya yang sering memjadi moodbooster di kala jenuh," kata Gus Hans. "Saya melihat Cak Sapari adalah sosok seniman yang konsisten, dan memilki idealisme tinggi dengan profesi yang dia tekuni terutama seni ludruk," sambungnya.

Menurutnya, semangat dan kesungguhan Cak Sapari harus ditularkan ke generasi berikutnya. "Sekarang masih ada Cak Kartolo dan Ning Tini (Kastini), yang bisa menjadi rujukan dan ngangsu kaweruh bagi para seniman muda ludruk di Jatim," katanya.

Baca juga: SMK Dr Soetomo Garap Film Kartolo Numpak Terangbulan

Gus Hans juga berharap seni ludruk tetap bisa bertahan dan makin berkembang sepeninggal Cak Sapari. ""Semoga akan lahir Cak Sapari lain di kemudian hari, untuk bisa menghidupkan dunia seni ludruk di Jatim," tuntasnya.{*}

» Baca berita terkait Gus Hans. Baca juga tulisan terukur lainnya Roy Hasibuan.

Editor : Redaksi

Sudut Pandang
Berita Populer
Berita Terbaru