INDONESIA SEUTUHNYA: Mensos Khofifah Indar Parawansa saat memberi kuliah umum di Universitas Trunojoyo Madura, Bangkalan, Sabtu (19/8). | Foto: Barometerjatim.com/RADITYA DP
BANGKALAN, Barometerjatim.com Dicurhati sejumlah tokoh agar membantu mewujudkan Madura sebagai provinsi, ini jawaban Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, "Kalaupun Madura ingin jadi provinsi, Madura tetaplah Indonesia," katanya saat memberi kuliah umum di Universitas Trunojoyo Madura, Bangkalan, Sabtu (19/8).
Baca juga: Komisi C DPRD Jatim Dorong PT DABN Jadi BUMD: Kinerjanya Baik dan Untung!
Selebihnya, Mensos menyampaikan makna kebangsaan yang telah digagas dan diwujudkan para pendahulu dengan indah. Boleh berbeda suku, agama, pendapat, bahasa daerah, adat istiadat, namun semuanya tetap satu: Indonesia.
Dia kemudian mengajak yang hadir untuk melihat kembali sejarah pendirian bangsa ini. "Kalau saya harus menyampaikan sejarah agak banyak NU-nya, karena pada 1935 sebelum Indonesia merdeka para kiai NU sudah berkumpul untuk membahasnya," katanya.
Baca: Soal Provinsi Madura, Mensos Diminta Bisiki Presiden
Baca juga: Formasi Baru Direksi-Komisaris Bank Jatim, Ada Eks Pimpinan KPK!
Di tahun itu, kata Khofifah, lewat Munas alim ulama di Banjarmasin, para kiai NU bersepakat kalau nanti Indonesia merdeka, maka yang ingin direkomendasikan dan diwujudkan yakni darus-suluh (negara yang damai) atau darus-salam, "Bukan darul-islam," katanya.
"Kiai NU 10 tahun sebelum Indonesia merdeka sudah bersepakat. Padahal mereka kiai-kiai NU yang mungkin memakai celana panjang saja jarang, mereka memakai sarung, tapi pikirannya sangat maju ke depan."
Baca juga: VIDEO: 1 Persen pun Hibah Gubernur Jatim Tak Disentuh KPK, Kebal Hukumkah Khofifah?
Begitu juga dengan kaum wanita. Ibu-ibu Kowani bahkan telah melakukan pertemuan pada 1926. Mereka para perempuan dari Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Jawa. "Mereka bersepakat: Kita harus bersatu, mendorong perjuangan yang dilakukan di berbagai daerah supaya Indonesia merdeka," katanya.
Bagaimana dengan pemuda? "Sama. Pemuda Indonesia saat itu di wilayah Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Bali sampai Maluku berkumpul di Jawa dan ingin bersama-sama, satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa: Indonesia," jelas Khofifah.
Editor : Redaksi