Pakar: Teguran Keras Wapres, Pukulan Balik buat Khofifah

barometerjatim.com

TEGUR KHOFIFAH: Wapres Ma'ruf Amin saat rakor dengan Gubernur Khofifah terkait penanganan Covid-19 di Jatim. | Foto: Youtube

SURABAYA, Barometerjatim.com - Penanganan pandemi Covid-19 di Jatim yang belum maksimal, membuat Wakil Presiden (Wapres) KH Ma'ruf Amin menegur Gubernur Khofifah Indar Parawansa agar bekerja lebih maksimal.

Baca juga: Bank Jatim Gelar RUPST, Bagi Dividen Rp 821,4 M dan Angkat Winardi Legowo Calon Dirut

"Bagi saya, memang itu sudah betul Pak Makruf Amin menegur Khofifah dengan 'cara keras'," nilai Pakar Politik yang juga Direktur Eksekutif Indo Publika, Asep Irama kepada Barometerjatim.com, Sabtu (24/7/2021).

Teguran Wapres yang mantan rais aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu, lanjut Asep, sekaligus menjadi pukulan balik buat Khofifah, karena selama ini penanganan Covid-19 di Jatim terkesan sudah baik nyatanya malah mendapat teguran dari pusat.

"Bahwa di Jatim ternyata proses vaksinasinya masih rendah, kemudian kepercayaan orang terhadap Covid-19 di Jatim juga rendah, ini kan pukulan balik buat Khofifah," tandasnya.

Sebelumnya, dalam rakor secara virtual dengan Khofifah, Rabu (22/7/2021), Wapres KH Maruf Amin menyoroti empat hal terkait penanganan Covid-19 di Jatim. Pertama, soal pelaksanaan PPKM Darurat yang disebutnya belum maksimal.

Kedua, soal 3T (Testing, Tracing, dan Treatment). Ketiga, capaian vaksinasi yang baru 8,36 persen dari target sasaran 31,8 juta jiwa. Keempat, terkait bantuan sosial dan bantuan produktif untuk usaha mikro.

Belum maksimalnya penanganan Covid-19 di Jatim, lanjut Asep, karena Khofifah kurang koordinasi ke bawah terutama dengan wali kota dan bupati di seluruh Jatim. Malah yang terjadi, mantan menteri sosial itu terkesan 'bermain sendiri'.

Baca juga: Gagal Bakar Ban, Demo Desak KPK Bongkar Hibah Gubernur Jatim Nyaris Ricuh!

"Khofifah juga kurang memanfaatkan instrumen NU (Nahdlatul Ulama). Sepertinya NU, baik stuktural maupun kultural, tidak begitu dilibatkan oleh Khofifah," katanya.

Padahal di Jatim, NU merupakan organisasi yang cukup kuat dan besar untuk mendorong vaksinasi. Karena itu, Khofifah bisa lebih intens menggaet kiai, pesantren, dalam menangani Covid-19.

"Khofifah mestinya memanfaatkan NU sebagai basisnya. Dia ketua umum Muslimat NU, tentu memiliki hubungan sangat erat dengan NU, tetapi sepertinya tidak dimanfaatkan secara maksimal untuk menangani Covid-19," ujar Asep.

"Kalau Khofifah lebih intens bergandengan tangan dengan tokoh agama di Jatim, tentu ini sangat meringankan bebannya. Saya yakin vaksinasi dan kampanye Covid-19 pasti diterima masyarakat," sambungnya.

Jangan lupa, tandas Asep, masih banyak kiai yang justru tidak percaya terhadap Covid-19. Padahal di Jatim, khususnya di wilayah Tapal Kuda dan Madura, fatwa kiai, ulama, jauh lebih tinggi daripada fatwa pemerintah.

Baca juga: Rp 2 T Diduga Diselewengkan, Jaka Jatim Desak Keras KPK Usut Hibah Gubernur di Biro Kesra!

"Dan saya rasa Kiai Ma'ruf melihat itu dan melakukan teguran keras, bahwa Khofifah tidak begitu bersinergi dengan NU, sehingga ke bawah tidak jalan," kata Asep.

"Kira-kira Kiai Ma'ruf ini mau bilang: Hai Khofifah, kau dimenangkan NU, kau gandeng NU, mulai dari atas sampai bawah. Kira-kira begitu," pungkasnya.

» Baca Berita Terkait Wabah Corona

Editor : Redaksi

Sudut Pandang
Berita Populer
Berita Terbaru