Pikun, Hendak ke Tanah Suci Serasa Masih di Sawah

barometerjatim.com

ALAMI DIMENSIA: Asmad, dirayu petugas agar mau dibawa ke klinik kesehatan Asrama Haji untuk menjalani pemeriksaan. | Foto: Barometerjatim.com/ENEF MADURY

Dua calon haji mengalami pikun saat hendak berangkat ke Tanah Suci. Satu orang dipulangkan, satu lagi menunggu rekomendasi tim dokter.

KASIHAN benar kakek asal Jember ini. Namanya Sulih alias Asmad, usia 70. Sudah masuk embarkasi dan siap terbang ke Tanah Suci bersama kloter 31, namun mengalami pikun.

Beberapa jam setelah masuk Asrama Haji di Sukolilo, Surabaya, Sabtu (5/8), Asmad mendadak meracau. Petugas yang mengetahui hal itu lantas membawanya ke klinik kesehatan di asrama haji.

Baca juga: 15 Tahun Nabung dari Loper Koran, Warga Banyuwangi Naik Haji di Usia 88 Tahun!

Hasil diagnosa: Asmad mengalami dimensia atau pikun. "Tadi buka-buka baju dan melepas-lepas kabel," ujar salah seorang petugas klinik.

Baca: 1.248 JCH ke Tanah Suci: Tertua 97 Tahun, Termuda Usia 18

Perangai Asmad memang tak lazim. Dengan memakai batik seragam jamaah calon haji, dia duduk berselonjor di teras kecil gedung klinik. Tatapan matanya kosong. Bibirnya mengeluarkan kata-kata lirih tidak jelas.

Oleh petugas, Asmad lalu dibawa bersantai di teras gedung klinik. "Kalau ditanya haji, dia tidak nyambung. Coba tanya sawah dan ternak sapi, pasti nyambung," kata Hasan Noer, petugas kesehatan Situbondo yang mendampingi Kloter 31.

Benar saja. Saat ditanya wartawan, Asmad tidak merasa akan berangkat haji tapi sangat lancar dan nyambung ketika diajak mengobrol tentang aktivitas bertani dan ternaknya di desa.

"Saya tidak menanam padi, tapi kacang hijau. Panen padi nggak bagus sekarang," katanya dengan bahasa Madura, satu-satunya bahasa yang dikuasai.

Baca juga: Mbah Sayid, Lansia 'Djarum' yang Tingkahnya Bikin Petugas dan Jamaah Haji Terhibur!

Baca: Enam Calon Haji Embarkasi Surabaya Meninggal Dunia

Asmad berangkat haji bersama istrinya, Arijah (65 tahun). Pasangan suami istri itu tiba di asrama haji Sabtu pagi dan sesuai jadwal akan diterbangkan ke Tanah Suci malam harinya.

Arijah menuturkan, suaminya mengalami kerancuan pikir dan sikap tak lazim sejak ditinggal mati adik dan kakaknya. "Saudaranya meninggal, sekitar lima bulanan lalu. Baru saja selesai seratus harinya," katanya.

Sebelum Asmad, ada satu calon haji asal Ponorogo yang juga mengalami dimensia sesampainya di Asrama Haji Surabaya. Dia kemudian batal berangkat dan dipulangkan ke rumah atas persetujuan keluarga.

Baca juga: Berawal dari Juru Masak di Pesantren, Santri NU Sukses Bangun Restoran Ternama di Madinah

Baca: Nenek Pemulung Naik Haji Setelah Berjuang 40 Tahun

"Keluarganya meminta agar dipulangkan saja," terang Sekretaris Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya, Achmad Faridul.

Adapun soal Asmad, dia mengaku belum menerima laporan. Tetapi pada prinsipnya,  batal atau tidak calon haji berangkat ke Tanah Suci karena sakit didasarkan pada hasil pemeriksaan dokter di Kantor Kesehatan Pelabuhan Surabaya, lembaga kesehatan pemeriksa kesehatan jamaah calon haji.

"Kalau dokter merekomendasikan yang bersangkutan bisa berangkat, tentu PPIH akan memberangkatkan," ujarnya.

Editor : Redaksi

Sudut Pandang
Berita Populer
Berita Terbaru