KAYA DAYA: Eri Cahyadi dan Armuji, data kuat mudah patahkan serangan Machfud. | Foto: Barometerjatim.com/ROY HS
SURABAYA, Barometerjatim.com Debat publik perdana Pilwali Surabaya 2020, Rabu (4/11/2020) malam diwarnai serangan beruntun Machfud Arifin-Mujiaman ke Eri Cahyadi-Armuji yang seolah diposisikan sebagai petahana.
Baca juga: Membanggakan! Pemkot Surabaya Raih Tiga Besar Nasional SPM 2024
Namun setiap serangan pasangan nomor dua tersebut -- terutama Machfud -- dinilai Pengamat Politik dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Surokim Abdussalam gagal total. Penyebabnya, Eri menjawab setiap pertanyaan dan pernyataan lawannya berbasis data plus tampil tenang di panggung debat.
Pak Machfud mencoba memancing emosi Pak Eri dan mencoba membuat Pak Eri kesulitan menjawab pertanyaannya," kata Surokim.
"Namun serangan itu tak tercapai, karena Pak Eri menjawabnya dengan kalem disertai data-data. Akhirnya serangan itu tidak mengena. Beberapa kali serangan dilancarkan Pak Machfud, sambungnya.Surokim mencontohkan saat Machfud-Mujiaman berulang kali menyampaikan data jumlah korban meninggal dunia akibat Covid-19, kemudian dijawab Eri dengan mengungkapkan data bahwa secara umum penanganan Covid-19 di Surabaya sudah sesuai jalur.
Pak Eri menjawab bahwa kasus aktif sekarang 79 orang, sedangkan yang meninggal dunia karena ada komorbid atau penyakit bawaan. Kemudian yang sembuh juga semakin bertambah dengan data yang lengkap," katanya."Terlihat Pak Eri bisa menahan emosi di panggung dan mematahkan serangan Pak Machfud. Pak Eri sangat kuat di data, lebih menguasai data, tandas Surokim.
Diposisikan Petahana
Baca juga: Eri Cahyadi Tak Main-main! Dampingi Langsung Pekerja Laporkan Penahanan Ijazah
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya (FISIB) UTM tersebut menambahkan, gaya Eri di panggung debat terlihat kalem apa adanya. Sedangkan Armuji tampil dengan karakter khas arek Suroboyo. Sebaliknya, Machfud dan Mujiaman tampil ofensif.
Surokim juga melihat, apa yang disampaikan Eri terkesan sebagai petahana dan berulang kali memuji keberhasilan Wali Kota Tri Rismaharini, sedangkan MA berada di posisi penantang.
Sikap sebagai petahana, tegas Surokim, justru menjadi poin positif bagi Eri-Armuji karena nama besar Risma masih disukai masyarakat Kota Pahlawan.
Kepuasan warga terhadap Bu Risma semakin meningkat, yakni dari 82 persen menjadi 90 persen, katanya mengutip hasil riset terbaru.Baca juga: Puncak Arus Mudik Transportasi KA, 28.000 Penumpang dari Surabaya Pulang Kampung!
Pada debat berikutnya, Surokim berharap masing-masing pasangan bisa menyajikan data-data yang akurat, tidak sekadar pernyataan-pernyataan pandangan mata.
Secara keseluruhan, pada debat pertama ini sudah menarik dan positif. Dibanding debat pertama yang diikuti daerah lain, Surabaya paling menarik, pungkasnya.
ยป Baca Berita Terkait Pilwali Surabaya
Editor : Redaksi