SINYAL PILWALI SURABAYA: Gus Hans bersama La Nyalla dan Hasto Kristiyanto. Sinyal bersatu di Pilwali Surabaya 2020?. | Foto: IST
SURABAYA, Barometerjatim.com Makin santer saja wacana duet Whisnu Sakti Buana-Zahrul Azhar Asumta alias Gus Hans di Pilwali Surabaya 2020. Poster keduanya juga gencar bertebaran di media sosial dan sejumlah grup WhatsApp (WA).
Baca juga: Turun ke Blitar, Megawati Ziarahi Makam Bung Karno dan Serahkan 2 Sapi Kurban
Tak hanya poster, sebelumnya beredar pula foto Gus Hans bersama Sekjen DPP PDIP, Hasto Kristiyanto dan Ketua DPD RI, La Nyalla Mattalitti. Foto diambil 5 Juli 2020, saat Gus Hans hadir dalam acara makan malam di rumah dinas La Nyalla.
Pakar Politik dari Universitas Wijaya Putra (UWP) Surabaya, Dr Dwi Prasetyo menilai, makin kuatnya wacana duet Whisnu-Gus Hans menunjukkan bahwa persaingan untuk mendapatan rekomendasi di internal PDIP sangat sengit.
Sebab, pasca mundurnya Armuji dari penjaringan PDIP, kans kuat kini tinggal milik Whisnu dan Kepala Bappeko, Eri Cahyadi yang disebut-sebut sebagai jago Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini alias Risma di Pilwali Surabaya 2020.Namun spekulasi yang berkembang, rekomendasi PDIP untuk posisi bakal calon wali kota akan diberikan ke Whisnu. Ini artinya tinggal tiket bakal calon wakil wali kota yang bisa diperebutkan Eri.
Nah, di saat Eri berpotensi diduetkan dengan Whisnu, justru Gus Hans kian menguat untuk mendampingi Whisnu yang juga wakil ketua DPD PDIP Jatim Bidang Organisasi tersebut.
"Sekarang muncul foto Mas Whisnu dan Gus Hans, ini bisa dipahami garis nasionalis masih diperhitungkan untuk kepentingan Pilwali Surabaya," kata Prasetyo, Jumat (10/7/2020).Selain itu, lanjut Prasetyo, menguatnya Whisnu menunjukkan basis dukungan masa di akar rumput PDIP Surabaya juga masih kuat. Sebaliknya, dukungan untuk Eri dipandangnya semakin melemah.
"Keduanya mempunyai basis pendukung yang sama. Ternyata Whisnu lebih masif di masyarakat daripada Eri Cahyadi," tandas alumnus Universitas Airlangga (Unair) Unair tersebut.
Meski demikian, fokus utama Whisnu saat ini harus mengantongi rekomendasi PDIP, serta mendapat pasangan calon wakil yang mampu mendulang suara.Baca juga: Bulan Bung Karno, Adi Sutarwijono Ajak Kader Sarinah Doakan Megawati Ketum PDIP Lagi!
"Basis merah (PDIP) harus berkoalisi dengan Parpol lain, agar mendapat dukungan suara yang maksimal," ucap Prasetyo.
Golkar Tak Berubah
WHISNU-GUS HANS: Poster Whisnu-Gus Hans beredar luas di media sosial. Pasangan PDIP di Pilwali Surabaya? | Foto: IST WHISNU-GUS HANS: Poster Whisnu-Gus Hans beredar luas di media sosial. Pasangan PDIP di Pilwali Surabaya? | Foto: IST
Di sisi lain, munculnya wacana Gus Hans mendampingi Whisnu bukannya tanpa risiko. Sebab, Partai Golkar tempatnya bernanung memilih mengikuti arus besar Parpol mendukung kandidat wali kota lainnya, Machfud Arifin.
Baca juga: VIDEO: Apa sih Dosa Adi Sutarwijono Sampai Dicopot dari Ketua PDIP Surabaya?
Selain itu, Prasetyo melihat Golkar tidak mempunyai alasan kuat untuk mengalihkan dukungan dari Machfud. Maka sebagai kader dan pengurus DPD Partai Golkar Jatim, Gus Hans harus tunduk pada keputusan partainya.
"Tanpa Golkar, Gus Hans tidak akan mendapat tiket maju Pilwali bersama Whisnu," kata Prasetyo.Sebelumnya Ketua DPD Partai Golkar Jatim, Muhammad Sarmudji menegaskan kalau partainya takakan berpaling dari Machfud. "Partai Golkar sudah mengeluarkan surat penetapan sementara ke Pak Machfud Arifin," tegasnya.
ยป Baca Berita Terkait Pilwali Surabaya
Editor : Redaksi