Ketua PWNU Jatim: Indonesia Warisan Para Kiai dan Ulama

barometerjatim.com

ISTIGHOTSAH KUBRO: KH Marzuki Mustamar saat istighotsah kubro memperingati Hari Santri Nasional (HSN) di Gelora Delta Sidoarjo, Minggu (28/10). | Foto: IST

SIDOARJO, Barometerjatim.com Ketua PWNU Jatim, KH Marzuki Mustamar menyebut para ulama, kiai dan santri punya andil dan jasa besar bagi kemerdekaan RI. Hal itu dibuktikan, ketika tentara belum ada, Diponegoro dengan para santrinya berusaha melawan penjajah.

Baca juga: Sederhana Penuh Makna! SIER Syukuri 5 Dekade Keberhasilan dengan Istighotsah

Begitu pula dengan Hadratussyaikh KH Hasyim Asy'ari yang sudah membentuk pasukan Islam, Hizbullah. Bahkan pendiri Nahdlatul Ulama (NU) itu sendiri yang menjadi panglima tertingginya.

Tak berhenti di situ, arek-arek Surabaya bersama para santri terlibat pertempuran sengit melawan penjajah pada 10 November 1945, juga karena ada instruksi Kiai Hasyim lewat Resolusi Jihad.

Baca: PWNU Jatim: Jokowi Diundang sebagai Presiden, Bukan Capres!

"Karenanya kita simpulkan, bahwa negeri Indonesia ini warisan para kiai, warisan para ulama," katanya saat menyampaikan taushiyah dalam istighotsah akbar memperingati Hari Santri Nasional (HSN) di Gelora Delta Sidoarjo, Minggu (28/10).

"Kita para santri, murid para kiai wajib bela NKRI, karena ini hasil perjuangan para ulama. Merdeka! Merdeka! Allahumma shalli ala Muhammad," tambahnya berapi-api.

Jasa para kiai, ulama dan santri tak hanya memerdekakan Indonesia, tapi juga membuat pelaksanaan amaliah, tabligh, ajaran Ahlussunah wal Jamaah bisa dilaksanakan secara aman, lancar, masif dan besar-besaran.

Baca: Sekjen JKSN: Kalau Pak Jokowi Tak Datang, Kasihan Nama NU

"Enggak ada haul sampai 200 ribu aman, kecuali di Indonesia," katanya. "Haul Kiai Hamid Pasuruan ratusan ribu aman, haul Habib Anis Solo ratusan ribu aman, Habib Syekh shalawatan ratusan ribu juga aman."

Baca juga: Peringati Pendirian Pabrik Gresik, SKSI Diminta Siap Tempur Hadapi Persaingan Industri Semen

Hal tersebut, menurut Kiai Marzuki, tidak mungkin dilaksanakan di Suriah, Irak atau Afghanistan. Karena itu, jika ada pihak tertentu yang ingin mendirikan Negara Islam dengan membubarkan Indonesia, maka sama dengan membubarkan Ahlussunah wal Jamaah.

"Jangan mau dibohongi! Kelihatannya akan menegakkan negara Islam, ujung-ujungnya menghilangkan Ahlussunah wal Jamaah. Mending NKRI isinya Ahlussunah wal Jamaah, daripada kelihatannya negara Islam tapi isinya menentang Ahlussunah wal Jamaah," paparnya.

Aset Islam Terbesar

LAUTAN JAMAAH: Jutaan jamaah membanjiri acara istighotsah kubro memperingati Hari Santri Nasional (HSN) di Gelora Delta Sidoarjo, Minggu (28/10). | Foto: ISTLAUTAN JAMAAH: Jutaan jamaah membanjiri acara istighotsah kubro memperingati Hari Santri Nasional (HSN) di Gelora Delta Sidoarjo, Minggu (28/10). | Foto: IST LAUTAN JAMAAH: Jutaan jamaah membanjiri acara istighotsah kubro memperingati Hari Santri Nasional (HSN) di Gelora Delta Sidoarjo, Minggu (28/10). | Foto: IST

Bagi Kiai Marzuki, Indonesia memiliki aset Islam terbesar. Hal itu dibuktikan dengan jumlah masjid terbanyak, madrasah terbanyak, umat Islam terbanyak, hafidz terbanyak, bahkan makam ulama dan aulia ada di Indonesia.

Baca juga: Cerdik! Bupati Nganjuk Hadiri Istighotsah PDIP Jatim sambil Promosi Beras Kencur Produk UMKM

"Kurang apa? Pesantren ada di Indonesia, jamaah haji umroh terbanyak dari Indonesia. Maka menjaga Indonesia, menyelamatkan Indonesia, menjaga islam itu sendiri," tegasnya.

Baca: Hanya 2 Bendera di Istighotsah Kubro: NU dan Merah Putih

Tak hanya itu, tambah Kiai Marzuki, kita semua mengaji di Indonesia, shalat di Indonesia, anak cucu mengaji Al Qur'an di TPQ Indonesia. Kelak ketika dewasa berjuang di Indonesia, mati dan ditahlili di Indonesia.

"Cinta Indonesia, cinta tanah air bagian dari cinta Islam itu sendiri. Hubbul wathon minal iman (mencintai tanah air bagian dari iman)," ujar pengasuh Pondok Pesantren Syabilurrosyad, Malang tersebut.

Editor : Redaksi

Sudut Pandang
Berita Populer
Berita Terbaru