DIRUGIKAN: Emil Dardak batal bertemu Presiden BEM se-Jatim gara-gara paslon nomor urut 2 tak hadiri undangan Polda Jatim. | Foto: Ist
SURABAYA, Barometerjatim.com Beginilah akibatnya kalau pasangan calon (paslon) tak tertib -- apalagi sampai mangkir -- menghadiri undangan. Tak hanya mengecewakan penitia, tapi juga merugikan paslon lainnya.
Gara-gara pasangan calon (paslon) Pilgub Jatim nomor urut 2, Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno tidak datang, sesi menghadirkan dua paslon dalam acara Cangkrukan Forkopimda bersama Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Jatim di Gedung Bhayangkari Mapolda Jatim, Rabu (21/2) akhirnya dihapus.
Penghapusan sesi ini bisa dimaklumi karena pihak Polda ingin menjaga netralitas di Pilgub Jatim 2018. Apalagi pihak Saifullah (Gus Ipul)-Puti hanya mengutus Ketua Tim Pemenangan, Hikmah Bafaqih. Padahal Cawagub nomor urut 2, Emil Elestianto Dardak datang didampingi juri bicara Khofifah-Emil, KH Zahrul Azhar As'ad (Gus Hans).
Baca: Khofifah-Emil Tepat Waktu, Gus Ipul-Puti Terlambat 1,5 Jam
"Kami menerima undangan resmi, namun tidak bisa mengikuti acara karena paslon nomor 2 tidak hadir. Kami tidak boleh mengikuti acara, katanya, untuk menjaga netralitas," terang Gus Hans.
Meski demikian, Gus Hans bisa memahami kondisi tersebut karena untuk menjaga netralitas pihak kepolisian. "Mudah-mudahan menjadi pelajaran bersama. Jelas inisiatif kita sangat menghormati undangan Polda," tambahnya.
Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera membenarkan penghapusan sesi menghadirkan paslon. "Betul, kami mohon maaf," ucapnya saat dikonfirmasi wartawan melalui ponselnya.
Baca: Kampanye Damai, Sst..! Gus Ipul Lihat Catatan Sebelum Pidato
Soal kehadiran, bukan kali ini saja Gus Ipul-Puti 'tidak disiplin'. Saat acara deklarasi kampanye damai yang digelar KPU Jatim, Minggu (18/2) lalu, mereka juga terlambat datang. Tak tanggung-tanggung, hingga 1,5 jam. Semua pihak pun dirugikan, karena acara yang sedianya dimulai pukul 08.00 WIB molor dua jam dan baru dimulai pukul 09.49 WIB.
Namun terkait ketidakhadiran paslonnya di Polda kali ini, Hikmah mengelak kalau Saifullah-Puti sengaja mangkir. "Bukan begitu. Sudah siap berangkat tadi. Saya sudah di lokasi duluan, lalu pihak Polda mengambil kebijakan untuk tidak ada paslon dan tim kampanye. Kami menerima itu dengan baik," katanya.
Pernyataan Sikap
CANGKRUKAN BARENG BEM: Gubernur Soekarwo menghadiri acara Cangkrukan dengan Presiden BEM se-Jatim di Gedung Bhayangkari, Polda Jatim, Rabu (21/2). | Foto: Ist CANGKRUKAN BARENG BEM: Gubernur Soekarwo menghadiri acara Cangkrukan dengan Presiden BEM se-Jatim di Gedung Bhayangkari, Polda Jatim, Rabu (21/2). | Foto: Ist
Cangkrukan Forkopimda bersama Presiden BEM se-Jatim digelar untuk menyukseskan Pilkada serentak 2018 yang guyub rukun di Jatim. Turut hadir dalam acara tersebut Gubernur Jatim, Soekarwo dan Kapolda Jatim, Irjen Pol Machfud Arifin.
Lewat acara ini, mahasiswa membacakan penyataan sikap terkait Pilkada serentak 2018 di Jawa Timur. Pernyataan sikap perwakilan mahasiswa Jatim ditandatangani Berlian Adam dari BEM Universitas Negeri Jember (Unej), Achmad Nur Fuad dari BEM Universitas Negeri Surabaya (Unesa), dan perwakilan dari BEM Universitas Brawijaya (UB).
Ada lima poin pernyataan sikap. Pertama, mendukung pelaksanaan Pilkada yang jujur, adil, dan transparan guna mewujudkan Jatim yang aman, damai serta kondusif. Kedua, mengharapkan kampanye yang konstruktif dan dialogis.
Baca: Ribuan Pendukung Khofifah-Emil Selimuti Massa Gus Ipul-Puti
Ketiga, memantau secara aktif penyelenggaraan pilkada di Jawa Timur. Keempat menolak kampanye hitam bernuansa SARA dan politik uang. Kelima, berpartisipasi aktif mengawasi kinerja kepemimpinan kandidat terpilih selama lima tahun ke depan.
"Kami siap menjadi relawan pengawasan dalam pemilihan kepala daerah serentak ini," kata Ahmad, Presiden BEM Unesa kepada wartawan usai acara.
Sementara Irjen Pol Machfud Arifin mengapresiasi keinginan dan sikap dari mahasiswa, yang menginginkan Pilkada serentak di Jatim berlangsung damai. "Kami mengundang BEM, KPU, Bawaslu untuk ikut berpartisipasi dalam penyelenggaraan Pilkada yang baik, aman dan lancar," katanya.
"Bahkan, mahasiswa ingin ikut mengawasinya, ingin turun ke rayonisasi. Itu bagus ada berlapis pengawasannya, bukan hanya pada saat coblosan, tapi di setiap tahapan juga diawasi," tambahnya.
Editor : Redaksi