Maju Gubernur, Cara Berpikir Gus Ipul Jangan Sekelas Bupati

barometerjatim.com

MEMBANGUN JATIM, BUKAN BANYUWANGI: Mochtar W Oetomo, kelewat mempromote Banyuwangi hanya memunculkan stigma terkait pemahaman Gus Ipul dalam membangun Jawa Timur. | Foto: Barometerjatim.com/ROY HASIBUAN

SURABAYA, Barometerjatim.com Direktur Surabaya Survey Center (SSC) Mochtar W Oetomo mengingatkan bakal Cagub Jatim, Saifullah Yusuf (Gus Ipul) agar tidak kelewat mempromote Kabupaten Banyuwangi dalam mencontohkan 'keberhasilan' sebuah daerah.

Baca juga: Bank Mandiri Taspen Tanam 450 Bibit Alpukat Aligator di Banyuwangi, Hasil Panen untuk Warga!

"Itu akan melahirkan stigma, bahwa sebenarnya pemahaman Gus Ipul terhadap Jatim itu seperti apa. Tidak bisa begitu saja menarik program di Banyuwangi menjadi program provinsi," katanya di Surabaya, Jumat (15/12).

Mochtar menegaskan banyak hal yang tidak bisa dibandingkan antara memimpin Banyuwangi dan Jatim. Terkait jumlah penduduk, misalnya. Bupati di Tanah Blambangan hanya mengurus sekitar 2 juta jiwa, sementara gubernur 'dibebani' 38-40 juta jiwa.

Baca: PDIP Pilih Anas, Kiai Banyuwangi Istiqomah Dukung Khofifah

"Belum lagi peta wilayah. Antara Banyuwangi dengan Madiun, misalnya, sangat beda. Sehingga kebijakan dan visi juga berbeda," tandasnya. "Kalau terus-terusan mempromote Banyuwangi, nanti bisa melahirkan stigma bahwa membangun Jatim nanti seperti membangun Banyuwangi. Itu sangat tidak kontekstual."

Ya, dalam banyak kesempatan, Gus Ipul memang lebih banyak menonjolkan apa yang dilakukan di Banyuwangi akan diterjemahkan dalam menata Jawa Timur -- kalau Gus Ipul bersama Abdullah Azwar Anas terpilih di Pilgub Jatim 2018.

Saat pemaparan visi-misi di arena Rapat Pimpinan Wilayah (Rapimwil) PPP Jatim di Surabaya, 3 Desember 2017, misalnya. Gus Ipul menyebut upaya Banyuwangi dalam mengentas kemiskinan akan ditularkan dan diterjemahkan ke Jatim.

Baca: Dibikin Kecewa, Mahasiswa Ancam Boikot Gus Ipul di UINSA

"Banyak daerah yang juga luar biasa, salah satunya Banyuwangi dimana pengurangan kemiskinannya adalah yang tercepat," ujarnya.

Lalu saat seminar Pekan Hilirisasi, Inovasi Teknologi dan Start-up Bisnis Badan Usaha Akademik Universitas Brawijaya (UB), 4 Desember 2017.

Baca juga: 15 Tahun Nabung dari Loper Koran, Warga Banyuwangi Naik Haji di Usia 88 Tahun!

Kala Wapres Jusuf Kalla menyebut hadirnya pusat inovasi digital seperti Silicon Valley bisa ditiru, Gus Ipul lagi-lagi mencontohkan Banyuwangi dalam menggandeng sejumlah start-up business guna menyelesaikan problem publik.

Baca: Survei: Khofifah Lewati Gus Ipul, Anas Tak Banyak Membantu

Di sana Gojek digandeng untuk antar obat ke pasien miskin. Banyuwangi juga menggandeng start-up teknologi pendidikan kelas dunia untuk membantu anak-anak miskin belajar, jadi tidak hanya anak orang kaya yang bisa akses les tambahan, katanya.

Menurut Gus Ipul, apa yang dilakukan di Banyuwangi, sekali lagi, adalah rintisan yang kelak bisa diimplementasikan Pemprov Jatim.

Jatim Bukan Banyuwangi

Baca juga: Jenazah PMI Banyuwangi Akhirnya Dipulangkan dari Kamboja, Tangis Keluarga Pecah!

Nah, kelewat mempromote Banyuwangi inilah yang disebut Mochtar bisa melahirkan stigma, bahwa Gus Ipul akan membangun Jatim seperti Banyuwangi. Padahal ada 38 kabupaten/kota di Jatim dengan beragam karakter dan problemnya.

Justru, tandas pengajar di Universitas Trunojoyo Madura (UTM) itu, Gus Ipul harus menyampaikan 'keberhasilannya' selama ini dalam mendampingi Soekarwo memimpin Jatim. "Tapi yang dilakukan kan mempromote Banyuwangi. Tidak hanya kemiskinan tapi dalam banyak hal, termasuk kesehatan dan pendidikan," katanya.

Baca: 6,80% Suara Muhammadiyah Bakal Mengalir ke Khofifah

Apakah Gus Ipul tidak percaya diri dengan prestasi sendiri, sehingga lebih rajin mempromote prestasi orang lain? "Nah itu!" sergah Mochtar sambil tersenyum.  "Seharusnya dia percaya diri, bahwa ada keberhasilan yang dicapai walaupun sebagai wakil gubernur."

Setidaknya, lanjut Mochtar, "Dia harus memahami, menyerap betul apa yang menjadi visi Pakde Karwo selama ini. Itu yang bisa dipertajam, tapi itu tak terjadi," tuntasnya.

Editor : Redaksi

Sudut Pandang
Berita Populer
Berita Terbaru