Ganjar-Mahfud Kompak Sentil Program Makan Siang Gratis, Gus Sadad: Aneh! Naluri Siapa pun Pasti Menerima
SURABAYA | Barometer Jatim – Capres-Cawapres nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD kompak menyentil program makan siang gratis yang digagas Capres-Cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Program jagoannya dikritik, Ketua DPD Gerindra Jawa Timur, Dr Anwar Sadad meminta Ganjar-Mahfud untuk melihat ke lapangan kalau masyarakat justru merespons postitif.
"Program makan siang gratis untuk para pelajar dan santri mendapatkan respons positif dari banyak kalangan dan masyarakat,” kata Sadad, Selasa (2/1/2024).
| Baca juga:
- PBNU Dituding Giring PCNU ke 02, Gerindra Jatim Sindir Gus Salam: Kalau Perlu Angin yang Disalahkan!
- Makan Siang Gratis Serentak di 500 Titik se-Jatim, Gus Sadad: Prabowo-Gibran Pikirkan Kualitas Bangsa!
- Gerindra Pede Prabowo-Gibran Menang Tebal 50% di Jatim, Gus Sadad: Itu Realistis dan Bisa Dicapai!
“Saya merasakan sendiri ketika turun di Dapil Tapal Kuda dan hampir seluruh wilayah di Jawa Timur," tandas politikus yang juga Wakil Ketua DPRD Jatim tersebut.
Sadad menjelaskan, program makan siang dan susu gratis didasarkan pada fakta dan data, bahwa 40 persen pelajar yang berangkat ke sekolah tidak sarapan di rumahnya.
“Kenapa? Ya mungkin belum siap sarapannya atau memang keluarganya tergolong keluarga yang tidak mampu,” kata Caleg DPR RI Partai Gerindra Dapil Jatim II (Pasuruan-Probolinggo) tersebut.
| Baca juga:
- ARCI: Dapat Durian Runtuh dari Pemilih Prabowo, Gerindra Potensi Jadi Juara Baru di Jatim!
- Survei ARCI: Elektabilitas Prabowo-Gibran di Jatim Hampir Sentuh 50%, Gerindra Paling 'Berkeringat'!
- Tajam! Anwar Sadad Kritik Cara Anies Bela Muhaimin Usai Diskakmat Gibran
Dalam keadaan perut kosong, lanjut keluarga Pondok Pesantren (Ponpes) Sidogiri, Pasuruan yang akrab disapa Gus Sadad itu, mereka mendapatkan pelajaran dari gurunya di sekolah.
“Jadi mereka, tingkat penerimaan pada pelajaran itu kan saya kira ya kita bisa asumsikanlah pasti akan sangat kurang sekali. Itulah yang membuat prestasi pendidikan kita, IQ-nya, bahkan se-Asia Tenggara termasuk tergolong di papan bawah,” katanya.
“Nah ini (program makan siang gratis) ingin menampilkan satu pesan, bahwa inilah yang nanti akan menjadi concern Probowo-Gibran ke depan bagaimana memperbiki kualitas anak-anak Indonesia,” imbuh Sadad.
Berdampak ke UMKM
Selain itu, paparnya, program makan siang gratis memberi dampak positif ke warga dan sektor pedagang UMKM karena tidak diadakan melalui dapur umum atau bekerja sama dengan penyedia layanan katering.
“Tidak, tetapi semangatnya adalah pemberdayaan potensi pangan lokal. Penyedianya bisa ibu-ibu PKK atau BUMDes setempat," jelasnya.
Karena itu, jika hari ini ada suara-suara sinis terhadap program tersebut, bagi Sadad hanya reaksi spontan saja.
"Nanti seiring waktu pasti akan menerima. Program sebaik ini kan jadi aneh kalau ditolak, naluri siapa pun pasti akan menerima," tegasnya.
| Baca juga:
- Ketua PWNU Jatim Dipecat, Mantan Bendum PBNU Tergelitik: NU kok Dikelola Kayak PT!
- Kampanye Bawa Kentongan, Ajakan Cak Imin Bikin Bergetar: Ayo ke TPS Ibadah 14 Februari Wujudkan Perubahan!
- Cak Imin Prihatin Ketua PWNU Jatim Dicopot, Gus Ipul: Di PKB Dulu juga Copot Mencopot!
Sebelumnya, Ganjar menyebut program internet gratis lebih baik dibandingkan dengan makan siang gratis. Hal itu disampaikannya saat launching program GratisIN di Borsumy Heritage, Semarang, Senin (1/1/2024). Hal serupa juga disampaikan di Boyolali, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.
Sedangkan Mahfud mempertanyakan prospek program makan siang gratis. Dia menilai program yang disebut akan menelan anggaran Rp 400 triliun per tahun itu tak jelas tujuannya.
"Begini, kalau makan siang gratis itu baguslah, tetapi prospeknya apa?" katanya di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Sabtu (30/12/2023).
Karena itu, dirinya bersama Ganjar memiliki program gastronomi untuk memastikan rakyat mengonsumsi makanan sehat ketimbang makan siang gratis. Programnya diyakini lebih memberdayakan masyarakat.{*}
| Baca berita Pilpres 2024. Baca tulisan terukur Roy Hasibuan | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur